Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2022

4 Pelajaran Terbaik yang Saya Dapatkan di 30DWC Jilid 34

Rabu, 19 Januari 2022 adalah akhir dari tantangan 30 hari menulis tanpa henti. Kami menyebutnya 30DWC (30 Days Writing Challenge ). Kegiatan yang saya ikuti ini sudah sampai pada jilid ke 34. Program 30DWC ini dirancang untuk melatih kebiasaan menulis bagi mereka yang mau membiasakan diri menulis.  Saya mengikuti 30DWC ini karena memang ingin menantang diri saya sendiri. Apakah saya bisa menulis setiap hari tanpa henti? Ya, ternyata saya bisa. Selama sembilan hari saya sangat bersemangat. Setiap hari saya mengunggah tulisan di blog pribadi. Tercatat ada 2 tulisan non fiksi dan tujuh tulisan fiksi berupa cerpen bersambung. Namun, konsistensi menulis itu hanya bertahan sampai hari kesembilan. Memasuki hari kesepuluh, saya sudah tidak sanggup. Kemudian mundur secara konsisten dan menghilang ditelan kesibukan.  Enam hari menjelang berakhirnya 30DWC, semangat menulis kembali muncul karena dorongan dari teman-teman. Saya lalu menyemangati diri sendiri, bahwa saya bisa menuntaskan perjalanan

#30DWC : Saya Bangkit karena Kalian, Terima Kasih Teman!

Menginjak hari ke 29, saya menilai bahwa #30DWC merupakan tantangan yang luar biasa. Tulisan ini merupakan kilas balik perjalanan saya mengikuti tantangan 30 hari menulis tanpa henti (#30DWC). Para peserta dipaksa menulis dan mengunggah tulisan setiap hari pada jam yang telah ditentukan.  Pada awal bergabung di #30DWC saya berpikir bahwa menulis setiap hari itu mudah. Jumlah kata yang disyaratkan dalam tulisan harian tersebut minimal sebanyak 200 kata. Rekam jejak saya di enam hari pertama cukup baik. Tulisan saya rata-rata bisa membukukan 1.000 kata di setiap unggahan.  Memasuki hari ketujuh, saya masih bisa mengirim tulisan. Namun stamina menulis saya sudah menurun. Saya mulai terlambat mengirim tagihan tulisan. Puncaknya adalah hari kesembilan. Hari itu adalah hari terakhir saya mengirim tagihan tulisan ke WA grup Aksara. Memasuki hari kesepuluh saya tidak aktif sama sekali. Alhasil saya menyandang status drop out. Setiap hari muncul rekap hasil tulisan teman-teman di grup. Hari dem

Hilangnya HP Pertama di Kopaja 86

Mendengar kata hilang, ada satu peristiwa yang selalu saya ingat. Saya kehilangan HP pertama, Siemens SL45 di Kopaja 86 jurusan Lebak Bulus - Kota. Siemens SL45 adalah salah satu HP keren di zamannya. Ini adalah HP pertama saya. HP ini saya beli hasil mengumpulkan honor asisten dosen di kampus. Status HP tersebut ketika saya gunakan adalah second hand. Bukan barang baru. Tapi teknologi HP ini di tahun 2004 sudah keren. Ada fasilitas infrared, slot penyimpan memori SD card dan casing alumunium metalik. Sepintas HP ini terkesan berkelas.  Siemens SL45 hilang di Kopaja 86 jurusan Lebak Bulu - Kota. Saat itu saya masih culun. Pendatang baru dari Jogja yang tidak tahu betapa jahatnya ibukota. HP seperti biasanya saya gantung di pinggang. Saya naik dari Slipi. Kondisi Kopaja saat itu penuh. Saya naik tanpa prasangka buruk. HP tetap tergantung di pinggang. Selama berdiri berhimpitan itu, perasaan sudah tidak nyaman. Sepertinya ada yang merogoh HP. Tapi saya abaikan prasangka itu. Well, masih

6 Jam: Jelajah Brussel Bersama Teman

Petualangan di Brussel dimulai ketika kami tiba di stasiun pusat Brussel yang mewah. Arsitektur bangunannya berbeda sekali dengan stasiun Utrecht yang cenderung minimalis. Kami memiliki waktu sekitar 6 jam untuk menjelajah Brussel. Kebetulan saat itu ada kenalan teman, dia orang Indonesia yang kuliah di Brussel. Jadi bersama teman baru ini, saya dan rombongan menjelajah kota Brussel. Penjelajahan banyak dilakukan dengan berjalan kaki. Kapan lagi bisa menikmati trotoar Belgia yang ramah pejalan kaki? Padahal di balik itu, memang kami pengiritan. Kami bertualang ala backpaker. Tujuan kami adalah mencari patung Manneken Piss dan mengunjungi museum Tintin. Patung Manneken Piss Patung ini berada di pusat wisata Brussel. Tidak jauh dari Grand Palace Brussel, sebuah bangunan istana megah abad ke 14. Gedung-gedung di sekitar Grand Palace ini sangat megah dan mewah membuat saya terperangah. Belum lagi jalannya yang menggunakan cobble stone. Semua nampak artistik dan unik. Perjalan mencari Manne

Menembus Batas Belanda: Belgia

Konon katanya, bila kita berada di Eropa, maka dengan mudah kita bisa berpindah negara dalam hitungan jam. Hal ini didukung oleh faktor geografis Belanda yang berbatasan dengan banyak negara. Selain itu adanya kebijakan satu visa Schengen. Tidak harus masuk melalui Belanda. Selama kita masuk Eropa melalui negara anggota Schengen, maka visa tersebut berlaku di 26 negara Eropa lainnya. Tawaran yang menyenangkan bukan? Kesempatan emas ini jangan sampai lepas. Rombongan kami yang terdiri atas 18 orang dari Indonesia sudah mengatur rencana perjalanan jelajah Eropa. Masa tinggal dan uang kami terbatas. Karena itu, kami harus berhitung cermat untuk mengunjungi negara mana saja dengan sisa waktu dan uang yang ada. Pilihan pertama adalah Belgia. Belgia di barat daya Utrecht. Jarak dari Utrecht sekitar 175 Km. Pilihan moda transportasi yang dipilih adalah kereta api. Kereta api merupakan pilihan yang sangat tepat bila akan bepergian lintas negara Eropa. Sepanjang perjalanan kita bisa menikmati p

Tante Rica

Perjalanan ke Belanda pada awalnya adalah perjalanan studi. Tapi siapa sangka di setiap perjalanan akan mendapatkan kejutan. Selain bertemu teman kuliah yang menetap di Utrecht, ternyata saya memiliki kerabat jauh. Namanya, Tante Rica Seum. Tante Rica adalah kerabat jauh dari ayah saya dari Papua. Cerita yang saya dengar dari beliau, Tante Rica meninggalkan Papua ke Belanda ketika ada exodus besar-besaran ketika "integrasi" Papua dengan Indonesia pasca Penentuan Pendapat Rakyat tahun 1969. PEPERA menjadi titik awal terbentuknya kelompok yang ingin memisahkan diri dari Indonesia. Beberapa artikel menyebut bahwa PEPERA sudah ditunggangi kepentingan "Jakarta."  Sebagai akibat dari ketidak puasan tersebut, beberapa orang Papua yang berafiliasi dekat dengan Belanda memilih exodus dengan alasan keamanan. Maklum, pada saat itu, bagi yang terindikasi memiliki kedekatan dengan Belanda tentu akan mendapatkan perlakukan sadis dari militer. Minimal dipenjara, dan paling sadisny

Di Utrecht, Sepeda Jalan Kanan

Populasi kota Utrecht sebanyak 357.179 jiwa. Data populasi tahun 2019 ini kurang lebih sebanding dengan populasi kota Bengkulu pada tahun yang sama, yakni sebesar 369.539 jiwa. Bila di Bengkulu atau kota-kota Indonesia lainnya kita melihat sepeda motor mendominasi, maka tidak demikian di Utrecht. Sepeda angin atau sepeda gowes adalah alat transportasi penting masyarakat Utrecht. Setiap pagi, jalanan pasti ramai orang lalu lalang bersepeda, karena sepeda adalah salah satu moda transportasi utama selain bus.    Bagaimana rasanya naik sepeda di Belanda? Seru sekali. Beruntung saya memiliki teman kuliah yang bermukim di Utrecht. Ketika saya menduduki Utrecht, Wida datang berkunjung. Dan saya dapat kesempatan berharga, mencoba bersepeda di jalanan Utrecht. Pada tahun 2010, seingat saya belum ada jalur sepeda yang melintasi seluruh kota Jakarta. Sehingga itu adalah kali pertama saya bersepeda di jalur khusus sepeda. Sistem lalu lintas di Belanda berbeda dengan di Indonesia. Di Belanda orang

Landmark Utrecht: Dom Tower dan Oudegracht

 Utrecht adalah kota tua Belanda. Catatan sejarah menunjukkan kota ini mulai dihuni sejak 2200 SM. Era modern pembangunan kota dipercaya sejak tahun 50 SM ketika tentara Romawi membangun tembok pertahanan utara. Tembok tersebut digunakan untuk menahan serangan bangsa Germania. Tembok pertahanan ini disebut sebagai Limes Germanicus. Utrecht adalah salah satu ujung dari tembok pertahanan ini. Nama Utrect berasal dari nama tembok pertahanan dalam bahasa Latin - Ultra Traiectum. Kemudian frasa ini berubah menjadi Utrecht dalam pelafalan bahasa Belanda. Sisa benteng Romawi ini sekarang berada di pusat kota Utrecht. Sebagai salah satu kota tua, Utrecht memiliki banyak bangunan bersejarah, seperti menara Dom Tower, kanal Oudegracht. Menara Dom Tower Pada awal didirikan Dom Tower dimaksudkan sebagai simbol keunggulan kota Utrecht. Dom Tower ini merupakan salah satu bangunan tertinggi di Eropa pada abad ke 14. Menara Dom Tower menjulang setinggi 112,5 meter. Menara gereja ini merupakan bagian d

Kerennya Pelayanan Bus Utrecht

Kampus Utrecht Uni bisa ditempuh dengan bus. Lokasi hostel kami sangat strategis. Halte tempat menunggu bus sangat dekat. Tidak lebih dari 500 meter saja. Satu hal yang berkesan dari pelayanan bus di Belanda adalah ketepatan waktu. Bus yang kami naiki adalah jenis bus lowdeck. Jenis bus yang umum digunakan di negara-negara barat sebagai bus umum. Ini sama dengan bus Transjakarta. Bedanya adalah Transjakarta menggunakan high-deck. Desain high-deck ini yang sering membuat saya bingung. Bila desain bus di kebanyakan negara dunia menggunakan low-deck, mengapa Transjakarta berbeda? Kembali lagi ke bus. Informasi kedatangan bus dapat dilihat dari running text yang tersedia di halte. Informasi yang muncul adalah nomor rute bus dan estimasi waktu kedatangan dalam hitungan menit. Bus-bus tersebut berangkat dari Utrecht Centraal. Sebuah tempat perhentian terpadu atau bisa juga disebut terminal untuk bus dan kereta. Jenis bus yang melayani ada yang single dan ada yang gandengan. Ketika saya menai

Dua Ruangan Favorit: Common Room dan Dapur

Hostel yang kami tempati memiliki sebuah common room. Ruangan ini merupakan tempat untuk bersosialisasi dengan para penghuni lainnya. Kebanyakan adalah backpaker. Orang-orang yang saya temui ada dari Polandia, Jerman, Ceko. Common room ini terdiri atas meja dan bangku. Layaknya resto kalau di hotel. Ada sebuah pesawat TV yang menayangkan program acara bahasa Belanda. Sebenarnya suka-suka yang memegang remote TV. Bisa diganti sesuai selera. Di ruangan yang minimalis ini ada sebuah baby grand piano. Pikirku dalam hati, bagaimana sebuah piano bisa masuk ke ruangan minimalis ini? Untuk naik ke common room saja kami harus meniti tangga berputar yang curam. Tentu perlu trik khusus untuk menempatkan piano ini di common room. Selain piano ada juga gitar akustik dan drum Afrika, kalau tidak jimbe sepertinya bongo. Di common room ini saya bertemu dengan orang Polandia yang gemar bertualang. Saat itu dia tinggal cukup lama di hostel. Kami sering bertemu dan bermain gitar. Mulai dari lagu Rusia sa

Hostel di Lucasbolwerk 4

Cerita sebelumnya saya dan ke 17 teman tiba di Utrecht hari Minggu dan bus yang kami tumpangi membuat peyok sebuah sepeda di depan tempat kami menginap. Sejak hari itu, saya dan teman-teman "Menduduki Belanda" selama beberapa minggu lamanya. Cerita pendudukan di Belanda tersebut akan dibagi dalam beberapa potongan cerita pendek. Kita mulai dari penginapan. Penginapan Selama pendudukan Belanda kami menginap di The Studenthostel B&B Utrecht City Center. Hostel ini berada di Jalan Lucasbolwerk 4. Hostel ini berada di pusat keramaian Utrecht. Berada tepat di selatan Teater Kota Utrecht. Tempat yang sangat strategis untuk dijangkau tapi tidak untuk dihuni selama lebih dari 2 hari. Pertama tiba di hostel ini, jauh dari sangkaan saya dan teman-teman. Mengingat status kami sebagai penerima beasiswa pemerintah Belanda dan Universitas Utrecht, kami membayangkan akan tinggal di tempat yang cocok untuk belajar. Sebut saja asrama kampus. Tapi kami mendapatkan sebuah hostel untuk kelas

Brak, Bus Kami "Mengunduri" Sepeda

Jarak Bandara Schipol ke Utrecht sekitar 50 Km. Berdasarkan estimasi waktu tempuh di Google Map, rute tersebut dapat dilalui dalam waktu 40 menit. Melihat kondisi jalan yang lapang dan volume lalu lintas yang cenderung lengang tidak heran jarak tersebut bisa ditempuh dengan cepat. Beda ceritanya kalau di Jakarta. Banyak titik kemacetan, banyak sepeda motor yang akan menghambat kelancaran lalu lintas. Setelah menempuh perjalanan singkat tersebut, kami secara resmi sudah tiba di Utrecht. Bus yang mengantar kami tiba di tempat penginapan. Ada kejadian menarik. Saking panjangnya bus, sang sopir kerepotan untuk putar balik. Kondisi jalan yang sempit dan tidak adanya kenek membuat usaha putar balik ini membutuhkan kerja keras. Tidak berapa lama sang sopir memaju mundurkan bus, tiba-tiba terdengar suara brak dari arah belakang. Ketika itu suasana kota Utrecht sangat sepi. Kami tiba di Belanda hari Minggu. Dan hari Minggu adalah hari istirahat. Tidak ada lalu lintas sama sekali di dalam kota.

Perjalanan Bandara Schipol ke Utrecht

Mimpi ke luar negeri sejak SMA akhirnya tercapai. Belanda, negara pertama yang saya kunjungi. Melalui program beasiswa StuNed, menjadi pintu masuk untuk menjelajah Eropa. StuNed saya sebut sebagai tiket masuk Eropa karena dengan beasiswa ini saya bisa mengunjungi 3 negara Eropa lainnya, yakni Jerman, Belgia dan Perancis. Cerita singkat petualangan di negara-negara tersebut akan disajikan dalam postingan terpisah. Kita mulai dari Utrecht, Belanda. Kesan pertama ketika mendarat di bandara Schipol. Perjalanan panjang dari Jakarta, setelah sebelumnya transit di Kuala Lumpur menyisakan penat yang luar biasa. Ini adalah kali pertama melakukan penerbangan jarak jauh dengan waktu tempuh yang panjang.  Setibanya di bandara Schipol kesan pertama adalah wow bandaranya luar biasa keren. Bandara ini sangat besar, modern dan berkelas. Berbeda dengan bandara Soekarno Hatta Cengkareng. Sebagai perbandingan adalah conveyor belt bandara. Carouselnya sangat banyak dan ukurannya besar. Maklum setiap penum

StuNed, Tiket Masuk ke Eropa

Peluang mengikuti pertukaran pelajar ke Korea Selatan tidak lolos. Ada untungnya juga, karena saya bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu dan bekerja untuk selanjutnya menyiapkan keberangkatan ke luar negeri. Lulus kuliah tahun 2006 dan lanjut bekerja pada akhir tahun itu. Pada awal menekuni pekerjaan di LSM lingkungan, sepintas jauh panggang dari api. Impian untuk pergi ke luar negeri bagai pungguk rindukan bulan. Namun bekerja sekitar 4 tahun, tepatnya Juni 2010, terbuka peluang tersebut melalui jalur pertemanan. Seorang teman menawarkan peluang beasiswa StuNed ke Belanda untuk sebuah program sandwich khusus untuk staf LSM yang bermitra dengan Yayasan KEHATI.  Melihat peluang tersebut, tanpa pikir panjang, segera saya memenuhi persyaratan yang diminta. Salah satunya adalah test TOEFL. Pada dasarnya memang tidak ada rencana sistematis untuk pergi ke luar negeri, test TOEFL itupun dipersiapkan seadanya. TOEFL yang saya ambil kalau tidak salah ingat adalah ITP, bukan TOEFL sebenarnya. Sk

Perjalanan Mengejar Mimpi ke Luar Negeri

Cerita ini merupakan sambungan dari cerita  sebelumnya . Perbincangan saya dan Yosie tentang jumlah negara yang pernah saya kunjungi, menjadi inspirasi untuk berbagi tulisan singkat tentang pengalaman tersebut. Mimpi pergi ke luar negeri sudah ada sejak saya sekolah SMA. Waktu itu saya ingin melanjutkan studi ke luar negeri. Salah satu incaran adalah sekolah penerbangan di Australia. Mimpi ini karena dulu sering beli majalah Angkasa dan ada promosi tentang sekolah penerbangan di dalamnya. Tapi apa daya, tidak bisa bahasa Inggris dan tidak ada dana. Akhirnya angan keluar negeri ditahan dulu. Menginjak masa kuliah mimpi itu kembali berdengung. Saat itu ada tawaran dari kampus Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) untuk mengikuti pertukaran pelajar dengan Chung Ang University (CAU) di Korea Selatan. Seingat saya peristiwa itu terjadi tahun 2004 saat saya semester 6. Seingat saya lagi, ini adalah program pertukaran pelajar pertama yang diadakan UKDW. Salah satu syarat mengikuti program pe

Berapa Jumlah Negara yang Pernah Ayah Kunjungi?

Hari ini, mbak Yosie, anakku yang nomor dua bertanya "Selain New Zealand, ayah sudah pergi ke berapa negara?." Sejenak terdiam lalu dalam hati mulai menghitung satu demi satu negara yang sudah aku kunjungi. Topik diskusi saya dan Yosie selalu seputar petualangan di negeri orang. Saya kembali teringat, istri pernah cerita kalau Yosie pernah dengan bangganya menceritakan bangganya dia dengan ayahnya yang pernah ke New Zealand dengan teman-teman SD-nya. Peta Dunia (Sumber: https://peta-hd.com/peta-negara-di-dunia/) Kembali lagi ke pertanyaan tentang jumlah negara yang pernah aku kunjungi. Saya bagi negara-negara ini menjadi tiga kelompok, yaitu Eropa, Asia dan Pasifik.  Untuk negara-negara Eropa yang pernah aku kunjungi antara lain Belanda, Jerman, Perancis dan Belgia. Total ada 4 negara. Kebetulan keempat negara tersebut berbagi perbatasan dengan Belanda. Ibarat pepatah yang mengatakan sambil  menyelam minum air.  Selanjutnya untuk negara-negara di Asia antara lain Singapura, M

Doodle Ibu Kasur di Google

Teman-teman yang menggunakan mesin pencari Google hari ini (16 Januari 2022), akan mendapati Google Doodle Ibu Kasur. Doodle ini ditayangkan untuk memperingati ulang tahun Ibu Kasur ke 96. Bagi generasi milenial, tentu masih sempat mendengar nama beliau.  Nama asli Ibu Kasur adalah Sandiah. Beliau lahir di Jakarta tanggal 16 Januari 1926. Panggilan Kasur pada nama Ibu Kasur karena beliau adalah istri dari Pak Kasur. Mendengar nama Kasur, bagian sebagian kita akan menimbulkan tanya. Apa arti kata Kasur? Apakah ini ada kaitannya dengan alas tidur yang disebut kasur? Hasil penelusuran mendapatkan bahwa nama Kasur ini merupakan penyingkatan dari kata "Kak Sur". Panggilan Kak Sur ini adalah panggilan untuk suami beliau yang bernama asli Suryono. Keduanya pernah aktif di Pramuka Indonesia. Kata "Kak" merupakan panggilan yang lumrah digunakan antar anggota Pramuka. Panggilan Kak Sur tersebut, lambat laun berubah menjadi Kasur. Selama hidupnya Ibu Kasur banyak berkecimpung

Jejak Tiga Perdana Menteri di Pendidikan Singapura

Singapore Chronicles: Education  merangkum capaian kebijakan pendidikan Singapura yang digagas dan dikawal oleh setiap perdana menteri. Tercatat ada tiga perdana menteri Singapura. Berikut ulasan singkat capaian tiga perdana menteri Singapura beserta kebijakan umum pendidikan yang digagas selama masa pemerintahan mereka.  (1) Lee Kuan Yew (1959 - 1990) Perdana menteri pertama, Lee Kuan Yew menjadi penentu masa depan Singapura. Pada masa awal kemedekaan ini, pemerintah Singapura melalui Lee Kuan Yew mulai meletakkan dasar pendidikan mereka. Pola pendekatan Lee Kuan Yew dalam mengelola pemerintahannya tergolong otoriter seperti era Orde Baru (command and control approach). Pendekatan seperti ini dipilih menimbang kondisi sosial politik waktu itu yang masih rentan dan mudah bergejolak.  Kebijakan pendidikan bersifat terpusat dan sangat diatur oleh Kementerian Pendidikan Singapura. Salah satu yang menjadi tantangan pemerintah SIngapura di awal kemerdekaan adalah menyatukan bangsa yang terd

Singapore Chronicles: Education - Rekam Jejak Evolusi Kebijakan Pendidikan Singapura

Buku berjudul Singapore Chronicles: Education ini diterbitkan sebagai buku peringatan kemerdekaan Singapura ke 50 tahun. Buku tersebut merangkum evolusi kebijakan pendidikan Singapura sejak pra kemerdekaan (sebelum tahun 1965), dan masa setelah kemerdekaan tahun 1965 sampai tahun 2015. Singapore Chronicles menunjukkan bahwa pembangunan pendidikan merupakan salah satu aspek yang menjadi pusat perhatian pemerintah. Visi pembangunan pendidikan masyarakat Singapura selalu melekat pada visi misi sebuah bangsa, termasuk di dalamnya aspek politik, budaya, sosial dan ekonomi.  Membangun sebuah peradaban bangsa melalui pendidikan merupakan investasi jangka panjang. Pemerintah Singapura sudah menunjukkan bagaimana perkembangan sumber daya manusia mereka selama 50 tahun. Capaian seperti kemajuan ekonomi, pertumbuhan GDP dan rendahnya tingkat pengangguran menjadi contohnya. Tingginya kualitas pendidikan Singapura juga tercermin melalui hasil TIMSS, PISA dan PIRLS yang mengukur kemampuan siswa da

Efek Ghozali: Disrupsi Ekonomi Digital

Beberapa waktu lalu kita digemparkan dengan foto Ghozali yang laku di pasar digital bernilai miliaran. Foto tersebut dijual melalui platform NFT bernama Open Sea. NFT bisa memiliki peluang sebagai instrumen investasi jangka panjang. Buktinya Ghozali melalui akunnya Ghozali Everyday yang aktif posting foto bisa datangkan cuan bernilai Rp 13,8 milyar dalam jangka waktu 4 tahun.  Siapa sangka dunia digital dan ekonomi digital akan sedisruptive ini. Ghozali sudah membuktikan, bahwa inovator yang menciptakan demand dan market nya sendiri akan menjadi pioner bisnis baru di era digital ini. Era disruptive membuat segala yang dulunya aneh, justru sekarang dicari. Segala keanehan tersebut lalu difasilitasi oleh sebuah ekosistem berbasis internet, sebut saja namanya NFT. NFT merupakan singkatan dari non-fungible token. Arti non-fungible adalah suatu objek unik yang tidak dapat dipertukarkan. Sifatnya yang unik berarti objek tersebut hanya ada satu yang asli.  Pada prinsipnya objek NFT bisa didup

Kompetisi Rangkai Bouquet 30 Menit di Sleman City Hall

Sabtu, 8 Januari 2022, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Sleman gelar lomba merangkai bouquet di Sleman City Hall. Lomba ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun GOW ke 67, Hari Ibu ke 93, sekaligus Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Perlombaan ini mengambil tema Merangkai Bouquet untuk Ibunda. Perlombaan diikuti oleh 17 orang peserta. Menurut penuturan panitia, lomba ini terbuka untuk laki- laki dan perempuan dengan usia minimal 16 tahun. Pada kenyataannya, ke 16 peserta tersebut adalah perempuan. Juri lomba ini ada tiga orang. Ketiganya adalah profesional di bidang merangkai bunga. Salah satu juri memiliki pengalaman terlibat sebagai tim dekorasi HUT Kemerdekaan di Istana Negara. Pada perlombaan merangkai bunga pada umumnya, peserta akan mendapat waktu panjang untuk menyiapkan konsep rangkaian dan proses merangkainya. Dalam lomba kali ini, panitia memberi alokasi waktu 30 menit untuk menyiapkan konsep rangkaian dan proses perangkaian. Keunikan ini ditambah la