Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2010

Bab 4

Gedung U.S. Capitol berdiri megah di ujung sebelah timur National Mall, di dataran tinggi yang digambarkan oleh desainer kota Pierre L’Enfant sebagai ”alas yang menunggu monumen”. Area luas Capitol panjangnya lebih dari 230 meter dan lebarnya 100 meter. Menampung lebih dari 65.000 meter persegi ruangan lantai, bangunan itu memiliki 541 ruangan yang menakjubkan. Arsitektur neoklasiknya didesain dengan cermat untuk menggaungkan kemegahan Roma kuno, gagasan-gagasannya menjadi inspirasi bagi para pendiri Amerika dalam menetapkan undang-undang dan kebudayaan republik baru itu. Pos pemeriksaan keamanan baru bagi turis-turis yang memasuki Gedung Capitol terletak jauh di dalam pusat pengunjung yang baru saja selesai dibangun di bawah tanah, di bawah jendela atap menakjubkan yang membingkai Kubah Capitol. Penjaga keamanan baru, Alfonso Nunez, dengan cermat mengamati seorang pengunjung laki-laki yang kini mendekati tempat tempat pemeriksaan. Lelaki berkepala plontos itu sudah beerkeliaran di lob

Bab 3

Robert Langdon sedang sibuk meninjau kartu-kartu catatannya ketika dengung roda-roda Town Car berubah di jalanan di bawahnya. Langdon mendongak, dan terkejut melihat daerah mereka berada. Sudah di Jembatan Memorial? Dia meletakkan catatan-catatannya dan memandang ke luar, ke perairan tenang Sungai Potomac yang mengalir di bawahnya. Kabut tebal melayang di atas permukaan. Foggy Bottom – nama yang cocok – selalu tampak ganjil sebagai tempat untuk membangun ibu kota negara. Dari semua tempat di Dunia Baru, para leluhur memilih rawa basah di tepi sungai untuk meletakkan batu pertama masyarakat utopia mereka. Langdon memandang ke kiri, ke seberang Tidal Basin, ke arah siluet membulat anggun Jefferson Memorial – Pantheon Amerika, demikianlah banyak orang menyebutnya. Persis di depan mobil, Lincoln Memorial tegak dengan kesederhanaan kakunya, garis-garis ortogonalnya mengingatkan pada Kuil Parthenon kuno di Athena. Tapi lebih jauh lagi, barulah Langdon melihat bagian terpenting kota – men

Bab 2

Seseorang yang menyebut dirinya Mal’akh menekankan ujung jarum ke kepala plontosnya, lalu mendesah nikmat ketika alat tajam itu masuk dan keluar di dagingnya. Dengung lembut perangkat listrik itu membuatnya kecanduan ... seperti juga gigitan jarum yang meluncur jauh ke dalam kulit dan mengeluarkan zat pewarna. Aku adalaha mahakarya. Tujuan pembuatan tato sama sekali bukan keindahan. Tujuannya adalah perubahan. Mulai dari para pendeta Nubia pada zaman 2.000 SM, sampai para pembantu-pembantu bertato dari aliran Cybele di Roma kuno, sampai parut-parut luka moko suku Maori modern, manusia menato tubuh sebagai cara mempersembahkan tubuh dalam pengorbanan, menahan sakit fisik pembubuhan tato, dan muncul sebagai manusia yang telah bertransformasi. Walaupun ada peringatan keras dalam Imamat 19:28 yang melarang perajahan tanda-tanda pada kulit, tao telah menjadi ritual perubahan yang diikuti oleh jutaan orang di abad modern semua orang, mulai dari remaja-remaja berpenampilan rapi sampai para