Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2021

10 Ribu Kata yang Luar Biasa

 Tulisan ini diilhami dari foto yang berada di lembar terakhir panduan 30DWC Jilid 34. Halaman akhir buku panduan menampilkan beberapa pemuda yang mendaki gunung batu. Ilustrasi ini memunculkan kembali kenangan ketika mendaki Gunung Rinjani.  Dalam setiap pendakian, para pendaki memiliki beberapa pos perhentian. Pos perhentian ini disiapkan untuk memulihkan semangat dan energi. Saat itu akan digunakan untuk memeriksa kembali kondisi para pendaki, melihat kembali perbekalan dan memulihkan semangat. Medan yang terjal biasanya cukup membuat mental para pendaki kendor. Itulah pentingnya sebuah pos perhentian. Saat beristirahat, para pendaki tidak bengong saja. Mereka menggunakan saat ini untuk menilik kembali proses yang sudah dilalui, sekaligus menyiapkan rencana pendakian selanjutnya. Frasa yang bisa mewakili adalah refleksi dan evaluasi.  Ini hari kedelapan sejak mengikuti tantangan menulis 30DWC. Selama delapan hari lalu, saya sudah memaksa diri sendiri menulis. Di awal menulis, saya m

Kisah Runtu dan Suri (6): Pilihan Hidup dan Mati

Cerita sebelumnya, dalam rangka memenuhi kesepakatan dengan kelinci, Runtu memulai dengan mencari mangsa. Dia berhasil mendapatkan 5 ekor kodok di mata air barat. Rencana Runtu selanjutnya adalah menemui Suri di sarangnya. *** Sambil menikmati daging buruannya, Runtu mengatur rencana perjalanan. Dia sudah menyelesaikan tugas pertama, yaitu mencari daging buruan. Selanjutnya adalah menemui Suri, dilanjutkan dengan mencari 10 wortel sesuai perjanjian dan kembali menemui kelinci di ceruk batu.  "Aku sudah berhasil mengisi energi. Aku sendiri tidak kesulitan mencari mangsa. Mangsaku masih berlimpah di savana ini" pikirnya. "Aku kasihan dengan Suri, dia memerlukan mangsa yang besar. Aku akan bawakan Suri seekor berang-berang. Siapa tahu bisa mengganjal perutnya," pikir Suri sambil membersihkan paruh dan cakarnya usai pesta kodok pagi itu. Masih tersisa waktu beberapa saat sebelum matahari terbit. Runtu harus bergegas menemui Suri. Sambil lalu, dia akan mencari tupai untu

Kisah Runtu dan Suri (5): Berburu Dini Hari

Cerita sebelumnya, Runtu bernegosiasi dengan kelinci di ceruk batu. Kelinci meminta Runtu mencari wortel untuk bekal perjalanan kelinci. Runtu menerima permintaan itu dengan syarat, kelinci akan menunggu di ceruk batu sampai Runtu kembali. Mereka saling bersepakat. Selanjutnya Runtu mengatur rencana perjalanan untuk memenuhi permintaan itu sebelum matahari terbit.  *** Tidak ingin membuang waktu, Runtu berjalan keluar ceruk. Dia yakin bahwa kelinci bisa dipercaya. Di luar ceruk Runtu diam sejenak sambil mengatur rencananya. Ada tiga hal yang harus dia kerjakan dini hari itu pertama mencari kebun wortel, kedua mencari daging buruan untuk dirinya sendiri karena pasti dia membutuhkan energi banyak untuk perjalanan hari itu, dan ketiga memberitahu Suri, karena dia sudah pergi sehari lamanya. Runtu tidak ingin membuat sahabatnya khawatir menanti kabar darinya.  Runtu memutar otak rencana mana dulu yang akan dikerjakan. "Ada tiga hal yang harus dikerjakan dalam waktu singkat. Aku akan m

Kisah Runtu dan Suri (4): Negosiasi di Ceruk Batu

Cerita sebelumnya, Runtu bermalam di pohon akasia untuk mengamati lima lubang yang diduga menjadi sarang kelinci. Di tempat lain, Suri berusaha menahan naluri berburunya sampai mendapat berita dari Runtu tentang keberadaan kawanan rusa. Malam itu Runtu dan Suri melakukan penantian di tempat masing-masing. Sinar bulan yang redup menyinari padang savana malam itu. Dari posisinya bertenggernya, Runtu bisa mengawasi kelima mulut lubang dengan mudahnya. Sambil sesekali membuka matanya, Runtu mencoba mengamati sekeliling ketika mendengar suara-suara yang mencurigakan. Mendekati waktu dini hari, Runtu melihat ada lima ekor kelinci mulai muncul dari salah satu lubang. "Ini dia saat yang dinanti. Ternyata di situ sarang kelinci. Aku tunggu dulu ke mana mereka akan bergerak. Siapa tahu aku bisa mendapatkan petunjuk selanjutnya" pikir Runtu saat melihat kelima kelinci tersebut. Sinar bulan yang redup sedikit membantu Runtu melihat pergerakan kelima ekor kelinci itu. Mereka bergerak ke a

Kisah Runtu dan Suri (3): Terbang ke Timur

 Di cerita sebelumnya, Runtu dan Suri berbagi tugas. Runtu akan terbang melintasi savana mencari keberadaan rusa. Sedangkan Suri akan menunggu Runtu di sarangnya sambil menghemat energi untuk berburu. Kali ini kita akan mengikuti petualangan Runtu mencari kawanan rusa. Perjalanan Runtu ke Timur sangat terbantu oleh hembusan angin dari belakang. Bantuan dorongan angin ini membuat Runtu bisa menghemat energi. Sebelumnya Runtu berpikir kalau kondisi angin tidak memungkinkan ke Timur, maka dia akan berputar arah. Sambil merentangkan sayap, Runtu tetap memasang telinga dan mata dengan waspada. Dari kedua indra tersebut, sebenarnya telinga Runtulah yang paling peka terhadap suara. Runtu bisa mendengarkan suara yang ada di bawah. Kemampuan pendengarannya yang tajam membantu mata Runtu untuk mencari lokasi rusa. Runtu harap-harap cemas, karena perburuan ini lebih mudah dilakukan di padang savana. Rumput dan tutupan belukarnya yang pendek membuat perburuan mudah. Namun beda ceritanya kalau suda

Kisah Runtu dan Suri (2): Merencanakan Perburuan

Pada kisah sebelumnya, Runtu berhasil mendapatkan  banyak daging buruan. Runtu merasa iba melihat sahabatnya Suri yang kelaparan karena belum mendapatkan daging buruan. Runtu lalu membagi daging buruannya kepada Suri.  Setelah Suri menghabiskan jatah daging buruan dari Runtu, dia lalu menghampiri Runtu dan berterima kasih atas bantuannya, "Runtu, terima kasih sudah berbagi daging buruan denganku. Sekarang perutku sudah kenyang"  "Tidak masalah Suri, aku dengan senang hati berbagi. Toh daging itu tidak akan habis ku makan semua" balas Runtu. Suri mengangguk sambil tersenyum, lalu berkata "Emm.. Runtu sepertinya aku tidak bisa selamanya bergantung pada kebaikan hatimu. Aku punya rencana untuk berburu rusa. Tapi sepertinya aku tidak bisa melakukannya sendiri. Aku perlu bantuanmu" Mendengar permintaan sahabatnya, Runtu membalas "Dengan senang hati Suri. Apa yang bisa aku bantu?" "Sepanjang musim kemarau ini, aku kesulitan menemukan rusa. Biasany

Kisah Runtu dan Suri (1): Berbagi Hasil Buruan

Di sebuah padang savana, hiduplah Runtu seekor burung hantu. Di antara penghuni padang savana, Runtu terkenal mahir berburu. Kepak sayapnya senyap, membuat Runtu tidak mudah dikenali oleh mangsanya. Runtu memiliki teman seekor serigala bernama Suri. Suri terkenal sebagai pemangsa ulung. Larinya yang cepat dan pendengarannya yang tajam membuat Suri ditakuti mangsanya. Kedua pemburu ini memiliki kebiasaan berburu yang berbeda. Runtu lebih terampil berburu mangsa malam hari, sedangkan Suri lebih menyukai perburuan siang hari. Keduanya sudah bersahabat sejak kecil dan kadang mereka berburu bersama. Pagi itu,  Runtu  sudah pulang dari berburu. Dia terlihat bertengger di tepi sarangnya sambil menjilati bulu-bulu halusnya. Dari kejauhan  Runtu  nampak seperti siluet hitam, karena pagi itu matahari belumlah terbit.  Runtu merayakan prestasi berburunya semalam. Dia merasa bangga dan puas karena berhasil menangkap dan menyantap 10 tikus dan 1 ekor ular. Sepertinya tidak ada burung hantu di padan

Hari Pertama: Dua Peristiwa Beda Rasa

Hari pertama adalah awal permulaan sebuah rentetan peristiwa. Hari pertama merupakan awalan untuk mencapai tujuan yang diimpikan. Mengawali hari pertama kadang melibatkan emosi. Masih ingat bagaimana dulu saat hari pertama masuk TK? Hmm.. sepertinya sudah dilupakan. Atau kilas balik baginyang sudah bekerja. Bagaimana hari pertama di kantor? Bisa jadi seru, asyik atau juga ada yang canggung, bingung. Pilihannya di antara kedua kelompok emosi itu. Apakah memilih emosi yang positif atau negatif. Apapun pilihannya, hari pertama akan selalu menjadi kenangan tak terlupakan. Selasa, 21 Desember 2021. Ini adalah hari pertama saya untuk dua momen yang patut dikenang. Momen pertama adalah saya mengikuti kelas tantangan 30 hari menulis (30 days writing challenge - #30dwc). Momen kedua adalah hari pertama ibu saya menjalani radioterapi. Saya akan mulai berbagi kisah untuk momen pertama, yaitu mengikuti kelas menulis. Cerita ini diawali ketika mengisi waktu luang sambil berselancar di Instagram. Sc

Membudayakan Kembali Aksara dan Bahasa Asli Nusantara

Dalam peradaban masyarakat Indonesia, tulisan merupakan wadah penyampaian pesan yang bisa diteruskan dari generasi ke generasi. Budaya menulis ini erat kaitannya dengan penguasaan bahasa. Seperti yang kita ketahui, budaya tulis di Indonesia sudah ada sejak abad pertama. Pada masa itu aksara Pallawa digunakan secara luas di Indonesia. Aksara Jawa di jalan layang Jombor, Sleman Budaya tulis di Indonesia selalu mengalami inovasi. Aksara Pallawa yang berasal dari India kemudian diadaptasi oleh masyarakat asli Indonesia menjadi ragam bentuk aksara Nusantara. Contohnya antara lain aksara Jawa, aksara Lampung, aksara Batak, aksara Bugis. Hampir setiap suku bangsa Nusantara memiliki aksaranya masing-masing. Aksara Nusantara tersebut umumnya digunakan pada lingkup terbatas. Ini disebabkan oleh kekhasan bahasa suku bangsa tertentu yang diwakili oleh aksaranya. Contoh aksara Jawa hanya bisa efektif digunakan untuk menulis bahasa Jawa. Aksara Jawa bisa saja digunakan untuk menulis bahasa Indonesia