Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2007

Tahun Baru, Ritual Rutin

Setiap 31 Desember kita akan disibukkan dengan ritual yang sama. Sudah berapa tahun baru yang kita lalui? Hitungannya akan berbeda, bergantung pada umur sang penjawab. Perayaan tahun baru dengan pesta pora, itu yang kerap kita buat. Seolah jika sudah berpesta kita sah memasuki tahun baru. Banyak yang tidak bisa merayakannya karena kesusahan hidup. Jika anda merayakannya, berempatilah pada saudara yang menderita. Doa saya, di tahun depan mimpi kita bisa nyata. Selamat berkarya di tahun 2008. God bless !

Hujan, Waspada dan Istiqfar

Musim hujan tahun ini di luar perkiraan. Tingginya curah hujan karena perubahan iklim merendam hampir 25% pulau jawa (Media Indonesia). Pesisir utara Jawa diserang gelombang tinggi dan banjir rob melumpuhkan aktifitas warga. Warga yang tinggal di daerah perbukitanpun harus menjadi korban tanah longsor. Seolah tidak ada tempat aman lagi. Bencana ini tidak terjadi di pulau Jawa saja tapi merata di semua propinsi. Tidak banyak yang bisa kita buat. Waspada dan istiqfar, mungkin itu yang bisa dilakukan.

Balik Kandang

Setelah sempat tertunda, akhirnya tiket Fajar Utama Jogja terbeli juga. Pagi ini semua serba buru-buru, sudah terbiasa dadakan nih.. Aku berangkat dari rumah jam 06.05 padahal kereta berangkat jam 06.20. Seperti biasa,"Pak, tolong lewat jalur terpendek ke Senen." Jalanan belum macet jadi taxi bisa melaju 60 km/jam. Tepat jam 06.20 sampailah di Senen. Aku harus "lari pagi" segala, karena peluit kereta sudah bunyi. Alhamdulilah tepat waktu juga. Many thanks God bisa balik kandang ne.. Jakarta, tot ziens !

Go Mobile

Pada era digital ini, dimanapun kita bisa internetan. Asal ada jaringan, dunia ada dalam genggaman. Bicara internet pasti yang terlintas adalah PC komputer. Namun dengan HP juga bisa browsing lho. Syaratnya mengaktifkan GPRS dulu. Sebagai gambaran, blog ini saya posting via Siemens ME75 dengan Opera Mini. Koneksi menggunakan GPRS Mentari tentunya. Jadi tunggu apalagi? Anda mau? "Let's go mobile internet"

Muara Angke, Monumen HAM Abadi

Bagi para penikmat sejarah Batavia , asal muasal nama Muara Angke ini sangat banyak ragamnya. Dan menarik untuk disimak. Tapi dalam rangka peringatan hari Hak Asasi Manusia ( HAM ) 10 Desember ini, saya akan menuliskan ulang tragedi kemanusiaan yang pernah terjadi di Jakarta. Kita akan bernostalgia di Batavia zaman Vereenigde Oost-Indische Compagnie ( VOC ) berkuasa di Nusantara. Pada mulanya Belanda datang ke Nusantara dengan maksud berdagang rempah-rempah. Namun karena persaingan dagang di antara negara penjelajah-pedagang seperti Portugis, Spanyol dan Inggris semakin sengit, membuat Belanda makin sewot dan gerah. Harga jual rempah-rempah setibanya di Belanda sangatlah mahal, karena rantai distribusinya sangat panjang. Untuk memotong jalur ini, maka sejak 1602 Belanda memulai kegiatan dagangnya di Nusantara. Semenjak mendapatkan Nusantara, Belanda ”seng ada lawan”. Pasalnya, seluruh perdagangan rempah-rempah telah dikuasai VOC. Hegemoni perdagangan ini semakin lama semakin

In Memoriam Irma "Gendon" Tarigan

Gendon.. Ya begitu kau kerap disapa Sudah cukup engkau diantara kami Terimakasih untuk waktumu Terimakasih untuk candamu Derai tawamu Duka deritamu Iseng candamu Mewarnai bio 2001 Walau kami tak di sisimu Walau mata tak menatapmu Walau tangan tak melepasmu Kami ada untukmu Istirahatlah dalam damai Berbahagialah bersama sang Khalik Gendon.. Hadirmu bagi kami Itulah kenangan berarti Kan kami simpan di hati Rest in peace our beloved sister Irma "Gendon" Tarigan Peace be with you and your family, your best friend, Biologi 2001 Puisi ini tercipta untuk mengenang seorang sahabat yang sudah mendahului kami. Seorang kawan yang pernah menjadi bagian dalam hidup kami. Damailah bersama Penciptamu kawan, biar kenangan sajalah yang membekas di hati kami. Rest In Peace Irma .

Jakarta Banjir (Lagi??)

Bagi warga Jakarta banjir awal tahun 2007 , tentunya masih hangat membekas diingatan. Memori yang sama juga masih nyaman bersemayam di benak pikiranku. Seolah mimpi buruk dan pengalaman yang tak terlupakan seumur hidup itu terulang lagi. Tanda-tanda keberadaan banjir besar itu sudah melongok di depan pintu seolah mengejek warfga Jakarta yang tidak cepat belajar dari pengalaman 10 bulan lalu. Tanda-tanda itu membawa ku kembali ke peristiwa 10 bulan lalu. Ya, tanda itu sudah jelas terbaca. Hujan dengan intensitas kecil sampai lebat, dengan frekuensi yang sangat lama. Jam 10 malam 3 Desember 2007, hujan mulai mengguyur Jakarta. Saat itu aku mengantar keberangkatan Om ke tempat kerjanya. Sepanjang jalan yang kulewati disertasi gelegar halilintar dan tiupan angin, semakin menguatkan firasat ku, "Banjir akan datang." Yup, tidak perlu menunggu lama, saat aku mengambil jalan pulang ke daerah Permata Hijau dari arah Slipi, beberapa jalur yang lumrah aku lalui saat itu menunjukkan geja