Cerita sebelumnya, dalam rangka memenuhi kesepakatan dengan kelinci, Runtu memulai dengan mencari mangsa. Dia berhasil mendapatkan 5 ekor kodok di mata air barat. Rencana Runtu selanjutnya adalah menemui Suri di sarangnya.
***
Sambil menikmati daging buruannya, Runtu mengatur rencana perjalanan. Dia sudah menyelesaikan tugas pertama, yaitu mencari daging buruan. Selanjutnya adalah menemui Suri, dilanjutkan dengan mencari 10 wortel sesuai perjanjian dan kembali menemui kelinci di ceruk batu.
"Aku sudah berhasil mengisi energi. Aku sendiri tidak kesulitan mencari mangsa. Mangsaku masih berlimpah di savana ini" pikirnya. "Aku kasihan dengan Suri, dia memerlukan mangsa yang besar. Aku akan bawakan Suri seekor berang-berang. Siapa tahu bisa mengganjal perutnya," pikir Suri sambil membersihkan paruh dan cakarnya usai pesta kodok pagi itu.
Masih tersisa waktu beberapa saat sebelum matahari terbit. Runtu harus bergegas menemui Suri. Sambil lalu, dia akan mencari tupai untuk diberikan ke Suri.
Meninggalkan mata air barat, Runtu terbang menyusuri aliran sungai kecil menuju hilir. Jalur ini sengaja dipilih karena dia akan mencari seekor berang-berang untuk Suri. Hitung - hitung sambil menyelam minum air, pikir Suri.
Kawanan berang-berang mudah ditemui di sekitar aliran sungai ini. Mereka biasanya berkelompok dan membangun bendungan di sungai dari potongan - potongan dahan pohon. Pertama kali Runtu akan mencari bendungan kayu. Dari situ, rencana perburuan selanjutnya akan ditentukan.
***
Setelah ditinggalkan Runtu, Suri kerap gelisah. Di dalam sarangnya dia menanti - nantikan kabar Runtu. "Sudah seharian Runtu pergi. Tidak biasanya dia pergi selama ini tanpa kabar. Apakah dia ada masalah?" kata Suri sambil memandang ke sekeliling mencari tanda kedatangan Runtu.
"Aku jadi merasa was-was.Apa yang harus kulakukan? Bagaimana kalau aku menyusul Runtu ke timur?" pikir Suri. "Tapi kalau aku pergi menyusulnya, ternyata dia kembali ke sini bagaimana?". Suasana hati Suri saat itu campur aduk, antara khawatir, gelisah, ragu, cemas.
Di satu sisi, Suri juga sadar diri, dia tidak bisa pergi jauh, karena dia berusaha menyimpan energi untuk perburuan yang dinantikannya. "Makanan yang ada padaku sudah habis. Sebenarnya aku tidak bisa pergi jauh. Mana ditambah perutku sedikit lapar," batinnya. Tiba - tiba terdengar suara, "Krukk.. krukk.. krukk," perut Suri mulai bersuara. Itu tandanya Suri sudah harus makan.
Di tengah kegelisahan dan kecemasannya, Suri berusaha berpikir keras mencari jalan keluarnya. "Aku tidak bisa selamanya berdiam diri. Aku akan mencari makan dulu," demikian rencana Suri. Dia merangkak keluar sarang dengan gontai sambil menguatkan niatnya "Aku bisa berburu sendiri. Kalau nanti Runtu datang dia, siapa tahu dia mau menunggu barang sebentar," kata Runtu meneguhkan tekadnya.
Suri sadar, dengan energi yang ada padanya saat ini tidak akan membawanya berjalan jauh. Bila nasib mujur berpihak padanya, Suri bisa mendapatkan daging buruan dan kembali ke sarang. Sebaliknya, bila malang, maka dia tidak akan bisa kembali ke sarang. Ini adalah pilihan sulit, antara hidup dan mati. Walau bagaimanapun keputusan harus dipilih apapun risikonya nanti.
Pilihan itupun sudah diambil. Alih - alih menunggu di sarang dan kelaparan, Suri memilih menggunakan energi terakhirnya untuk bertahan hidup. "Auuu... auuuu.. auuuu," terdengar lolongan lemah Suri. Suaranya tidak cukup menakuti mangsa memang, tapi setidaknya mampu memberi energi baru untuk menjalani pilihan sulit ini.
Comments