Di sebuah padang savana, hiduplah Runtu seekor burung hantu. Di antara penghuni padang savana, Runtu terkenal mahir berburu. Kepak sayapnya senyap, membuat Runtu tidak mudah dikenali oleh mangsanya. Runtu memiliki teman seekor serigala bernama Suri. Suri terkenal sebagai pemangsa ulung. Larinya yang cepat dan pendengarannya yang tajam membuat Suri ditakuti mangsanya. Kedua pemburu ini memiliki kebiasaan berburu yang berbeda. Runtu lebih terampil berburu mangsa malam hari, sedangkan Suri lebih menyukai perburuan siang hari. Keduanya sudah bersahabat sejak kecil dan kadang mereka berburu bersama.
Runtu merayakan prestasi berburunya semalam. Dia merasa bangga dan puas karena berhasil menangkap dan menyantap 10 tikus dan 1 ekor ular. Sepertinya tidak ada burung hantu di padang savana yang mampu menyaingi prestasi Runtu dalam berburu. Maka tidak heran dengan bangganya dia menyanjung diri sendiri. Sambil memandang ke sekeliling padang savana dari ketinggian sarangnya, Runtu memuji kelihaian berburunya dengan berseru nyaring, "Hai mangsaku, bersenang senanglah pagi ini, karena nanti malam giliran kalian yang akan kusantap!" serunya dengan nada sombong sambil membusungkan dada dan merentangkan sayapnya dengan lebar.
Sarang Runtu berada di tepi tebing, sehingga suara lantangnya bisa bergema dengan jelas dan jauh karena dipantulkan oleh dinding tebing yang tinggi dan kokoh. Alhasil, ancaman Runtu tadi bisa didengar dengan jelas ke seluruh penjuru padang savana.
Teriakan Runtu tadi membangunkan Suri yang masih meringkuk di dalam sarangnya. Teriakan Runtu tadi sudah menjadi hal lumrah bagi Suri, dia anggap gertakan Runtu tadi sebagai alarm pengingat waktu. Sambil meregangkan badannya, dia berkata lirih "Heh, lagi-lagi si usil Runtu. Pagi-pagi sudah sesumbar. Sepertinya dia perlu kena pelajaran supaya tidak terlalu sombong dan bangga diri seperti itu."
Pagi itu perut Suri keroncongan karena sehari kemarin dia belum mendapatkan hewan buruan. Suri segera bergegas ke sarang Runtu. Dia berharap ada sisa daging hewan buruan untuknya. Suri belum beruntung beberapa hari belakangan. Hewan buruan favorit seperti rusa sudah susah ditemukan sepanjang musim kemarau panjang ini.
Beberapa saat kemudian, Suri sudah sampai di sarang Runtu. "Hai Suri, apa kabar pagi ini? Sepertinya langkahmu masih lunglai. Apakah kamu belum dapat buruan lagi?"
"Ya begitulah. Hewan buruanku sepertinya sudah berpindah sarang. Sekarang aku kesulitan mendapatkan rusa di sini." balas Suri sambil mendongak ke atas pohon.
Runtu bergegas turun menghampiri Suri. "Sahabatku, jangan sedih, semalam aku mendapat banyak daging buruan. Itu aku sisakan beberapa untukmu. Tidak besar memang, tapi setidaknya bisa mengganjal perutmu yang terus berbunyi itu!" sindir Runtu ke Suri. Tanpa basa-basi, Suri segera menghampiri lubang di bawah pohon tempat Runtu bersarang. Itu adalah tempat penyimpanan daging buruan yang tidak habis. Biasanya Suri yang mendapat bagian untuk menghabiskan daging buruan yang berlebih.
"Terima kasih Runtu, setidaknya daging-daging ini bisa menenangkan perutku sejenak" kata Suri sambil tersenyum penuh bahagia mendapat makan pagi gratis. Suri sadar bahwa porsi makannya sangat besar. Jadi daging tikus dan ular itu sepertinya tidak akan menolong dalam waktu lama. Tapi apa boleh buat, setidaknya dia bisa bertahan sementara waktu. (Bersambung)
****
Comments