Skip to main content

Kisah Runtu dan Suri (2): Merencanakan Perburuan

Pada kisah sebelumnya, Runtu berhasil mendapatkan  banyak daging buruan. Runtu merasa iba melihat sahabatnya Suri yang kelaparan karena belum mendapatkan daging buruan. Runtu lalu membagi daging buruannya kepada Suri. 


Setelah Suri menghabiskan jatah daging buruan dari Runtu, dia lalu menghampiri Runtu dan berterima kasih atas bantuannya, "Runtu, terima kasih sudah berbagi daging buruan denganku. Sekarang perutku sudah kenyang" 

"Tidak masalah Suri, aku dengan senang hati berbagi. Toh daging itu tidak akan habis ku makan semua" balas Runtu.

Suri mengangguk sambil tersenyum, lalu berkata "Emm.. Runtu sepertinya aku tidak bisa selamanya bergantung pada kebaikan hatimu. Aku punya rencana untuk berburu rusa. Tapi sepertinya aku tidak bisa melakukannya sendiri. Aku perlu bantuanmu"

Mendengar permintaan sahabatnya, Runtu membalas "Dengan senang hati Suri. Apa yang bisa aku bantu?"

"Sepanjang musim kemarau ini, aku kesulitan menemukan rusa. Biasanya mereka mencari air di sekitar danau tepi savana. Tapi sudah beberapa minggu kawanan rusa tidak pergi ke sana" jelas Suri.

"Aku sudah mencari jejak mereka sampai ke tepi savana ke sisi Utara. Setelah itu aku tidak bisa menemukan mereka" tambah Suri.

"Aku perlu bantuanmu untuk melihat kawanan rusa ini dari udara. Dengan kemampuanmu yang bisa terbang tinggi dan penglihatanmu yang tajam, itu pasti akan sangat membantuku. Setelah kamu mendapatkan lokasi kawanan rusa, kita susun rencana perburuan selanjutnya" kata Suri.

Sambil mendengarkan rencana Suri, Runtu berusaha memahami maksud Suri lalu membalasnya "Suri, sepertinya rencanamu itu tidak sulit untuk aku lakukan. Aku bisa terbang menjelajah savana sampai ke batas tepinya. Mungkin akan memerlukan waktu karena savana ini sangat luas."

Mendengar tanggapan baik dari Runtu, Suri tersenyum gembira karena sahabatnya mau membantu.

"Terima kasih Runtu atas kebaikan hatimu. Kalau begitu kapan kita bisa mulai?"

"Sekarangpun aku bisa" kata Runtu.

"Wah, benarkah? Terima kasih Runtu" kata Suri tak percaya bahwa Runtu akan membantunya hari itu juga.

"Berhubung tempat yang akan aku jelajahi sangat luas, sebaiknya kamu kembali dulu ke sarang. Setelah mendapatkan tanda-tanda keberadaan rusa, aku beritahu selanjutnya" pesan Runtu kepada Suri.

"Terima kasih Runtu, kalau begitu aku pulang ke sarang sekarang. Hati-hati dalam perjalananmu" kata Suri kepada Runtu.

Beberapa saat kemudian Runtu mengepakkan sayap lebarnya dan meninggalkan sarang. Runtu memulai penjelajahan. Dia terbang ke arah timur tempat kolam air jernih. Di kolam ini biasanya digunakan hewan-hewan savana untuk berkumpul. Siapa tahu dia bisa menemukan hewan lainnya dan bertanya tentang keberadaan kawanan rusa.

Mengikuti saran Runtu, Suri kembali berjalan ke sarangnya. Suri harap-harap cemas. Semoga Runtu bisa menemukan lokasi kawasan rusa dengan cepat. Sambil menunggu kabar dari Runtu, Suri akan beristirahat di sarang untuk menyimpan energi. Suri sadar bahwa untuk berburu rusa dia memerlukan energi banyak. Maka dia tidak mau membuang energinya sia-sia.

Comments

Popular posts from this blog

Akhirnya Kena Tilang Kedua

Nasib orang siapa tahu, kira-kira begitulah bunyi sebuah kata bijak yang kerap kita dengar. Kejadian itu akhirnya terulang lagi pada 2 September 2008 jam 23.30 di sekitaran Tebet. Hari itu aku ada pertemuan dengan Edy dan Nai di Mampang Prapatan. Biasalah membahas tentang kerjaan. Setelah selesai, jam 23.00 aku dan Edy beranjak pulang dengan rute pertama adalah mengantar Edy ke Cawang, karena dia akan pulang ke Bogor. Sesampainya di jalan protokol, saat akan putar balik ke arah Cawang perasaan mulai tidak enak. Di beberapa titik kami menyalip patroli BM. Sebenarnya kekhawatiran itu tidak perlu muncul jika saja lampu motorku bekerja dengan baik. Sebelumnya memang sudah diingatkan Pandam untuk berhati-hati jika melalui jalan protokol apalagi dengan lampu yang hidup enggan matipun tak mau, bakal jadi sasaran empuk patroli BM. Perjalan menuju Cawang tidak menemui hambatan berarti, walaupun pupil mata harus bekerja maksimal, maklum perjalanan hanya memanfaatkan cahaya bulan dan sorot kenda

Impact of Agrarian Change in Indonesia

Indonesia is a country that is facing a number of challenges related to food security and social protection, particularly in the context of agrarian change. On one hand, the country has seen an increase in agricultural productivity and exports, which has contributed to economic growth and development. On the other hand, this agrarian change has also led to a number of paradoxes, including a decline in food security and social protection for many of the country's most vulnerable citizens. One of the main drivers of agrarian change in Indonesia is the expansion of commercial agriculture, particularly in the form of large-scale oil palm and pulpwood plantations. This expansion has brought significant economic benefits to the country, including increased exports, foreign investment, and job creation. However, it has also led to the displacement of smallholder farmers, the destruction of natural habitats, and the loss of traditional livelihoods. This has had a negative impact on food se

4 Pelajaran Terbaik yang Saya Dapatkan di 30DWC Jilid 34

Rabu, 19 Januari 2022 adalah akhir dari tantangan 30 hari menulis tanpa henti. Kami menyebutnya 30DWC (30 Days Writing Challenge ). Kegiatan yang saya ikuti ini sudah sampai pada jilid ke 34. Program 30DWC ini dirancang untuk melatih kebiasaan menulis bagi mereka yang mau membiasakan diri menulis.  Saya mengikuti 30DWC ini karena memang ingin menantang diri saya sendiri. Apakah saya bisa menulis setiap hari tanpa henti? Ya, ternyata saya bisa. Selama sembilan hari saya sangat bersemangat. Setiap hari saya mengunggah tulisan di blog pribadi. Tercatat ada 2 tulisan non fiksi dan tujuh tulisan fiksi berupa cerpen bersambung. Namun, konsistensi menulis itu hanya bertahan sampai hari kesembilan. Memasuki hari kesepuluh, saya sudah tidak sanggup. Kemudian mundur secara konsisten dan menghilang ditelan kesibukan.  Enam hari menjelang berakhirnya 30DWC, semangat menulis kembali muncul karena dorongan dari teman-teman. Saya lalu menyemangati diri sendiri, bahwa saya bisa menuntaskan perjalanan