Skip to main content

Doodle Ibu Kasur di Google

Teman-teman yang menggunakan mesin pencari Google hari ini (16 Januari 2022), akan mendapati Google Doodle Ibu Kasur. Doodle ini ditayangkan untuk memperingati ulang tahun Ibu Kasur ke 96. Bagi generasi milenial, tentu masih sempat mendengar nama beliau. 


Nama asli Ibu Kasur adalah Sandiah. Beliau lahir di Jakarta tanggal 16 Januari 1926. Panggilan Kasur pada nama Ibu Kasur karena beliau adalah istri dari Pak Kasur. Mendengar nama Kasur, bagian sebagian kita akan menimbulkan tanya. Apa arti kata Kasur? Apakah ini ada kaitannya dengan alas tidur yang disebut kasur? Hasil penelusuran mendapatkan bahwa nama Kasur ini merupakan penyingkatan dari kata "Kak Sur". Panggilan Kak Sur ini adalah panggilan untuk suami beliau yang bernama asli Suryono. Keduanya pernah aktif di Pramuka Indonesia. Kata "Kak" merupakan panggilan yang lumrah digunakan antar anggota Pramuka. Panggilan Kak Sur tersebut, lambat laun berubah menjadi Kasur.

Selama hidupnya Ibu Kasur banyak berkecimpung di dunia pendidikan anak. Dedikasi Ibu Kasur di dunia pendidikan anak diwujudkan dalam berbagai hal, mulai dari mendirikan Taman Kanak-kanak (TK) Mini, mengasuh siaran anak-anak di RRI Jakarta, mengasuh program Taman Indria di TVRI, pembicara seminar hingga mencipta lagu.

Sebagai pencipta lagu, lagu ciptaan Ibu Kasur memiliki lirik sederhana, mudah diikuti anak dan bertujuan untuk mendidik anak. Sebagai contoh, lagu dengan lirik "Satu, satu, aku sayang ibu. Dua, dua juga sayang ayah.." Lagu anak ini sangat populer dan masih dinyanyikan sampai sekarang dalam format video lagu anak di Youtube. Lagu ini diciptakan Ibu Kasur untuk mengenalkan konsep berhitung mulai angka satu sampai lima kepada anak. Selain itu juga mengenalkan konsep keluarga beserta anggotanya.

Ibu Kasur sudah meninggalkan kita semua pada tanggal 22 Oktober 2002 di usia 76 tahun. Namun jasa baiknya pada anak-anak Indonesia akan selalu dikenang. Ibu Kasur masih mendidik anak-anak Indonesia sekarang dan masa depan melalui lagu-lagu anak yang diciptakannya. Selamat ulang tahun ke 96 Ibu Kasur.

Comments

Popular posts from this blog

Akhirnya Kena Tilang Kedua

Nasib orang siapa tahu, kira-kira begitulah bunyi sebuah kata bijak yang kerap kita dengar. Kejadian itu akhirnya terulang lagi pada 2 September 2008 jam 23.30 di sekitaran Tebet. Hari itu aku ada pertemuan dengan Edy dan Nai di Mampang Prapatan. Biasalah membahas tentang kerjaan. Setelah selesai, jam 23.00 aku dan Edy beranjak pulang dengan rute pertama adalah mengantar Edy ke Cawang, karena dia akan pulang ke Bogor. Sesampainya di jalan protokol, saat akan putar balik ke arah Cawang perasaan mulai tidak enak. Di beberapa titik kami menyalip patroli BM. Sebenarnya kekhawatiran itu tidak perlu muncul jika saja lampu motorku bekerja dengan baik. Sebelumnya memang sudah diingatkan Pandam untuk berhati-hati jika melalui jalan protokol apalagi dengan lampu yang hidup enggan matipun tak mau, bakal jadi sasaran empuk patroli BM. Perjalan menuju Cawang tidak menemui hambatan berarti, walaupun pupil mata harus bekerja maksimal, maklum perjalanan hanya memanfaatkan cahaya bulan dan sorot kenda...

#30DWC : Saya Bangkit karena Kalian, Terima Kasih Teman!

Menginjak hari ke 29, saya menilai bahwa #30DWC merupakan tantangan yang luar biasa. Tulisan ini merupakan kilas balik perjalanan saya mengikuti tantangan 30 hari menulis tanpa henti (#30DWC). Para peserta dipaksa menulis dan mengunggah tulisan setiap hari pada jam yang telah ditentukan.  Pada awal bergabung di #30DWC saya berpikir bahwa menulis setiap hari itu mudah. Jumlah kata yang disyaratkan dalam tulisan harian tersebut minimal sebanyak 200 kata. Rekam jejak saya di enam hari pertama cukup baik. Tulisan saya rata-rata bisa membukukan 1.000 kata di setiap unggahan.  Memasuki hari ketujuh, saya masih bisa mengirim tulisan. Namun stamina menulis saya sudah menurun. Saya mulai terlambat mengirim tagihan tulisan. Puncaknya adalah hari kesembilan. Hari itu adalah hari terakhir saya mengirim tagihan tulisan ke WA grup Aksara. Memasuki hari kesepuluh saya tidak aktif sama sekali. Alhasil saya menyandang status drop out. Setiap hari muncul rekap hasil tulisan teman-teman di grup....

Muara Angke, Monumen HAM Abadi

Bagi para penikmat sejarah Batavia , asal muasal nama Muara Angke ini sangat banyak ragamnya. Dan menarik untuk disimak. Tapi dalam rangka peringatan hari Hak Asasi Manusia ( HAM ) 10 Desember ini, saya akan menuliskan ulang tragedi kemanusiaan yang pernah terjadi di Jakarta. Kita akan bernostalgia di Batavia zaman Vereenigde Oost-Indische Compagnie ( VOC ) berkuasa di Nusantara. Pada mulanya Belanda datang ke Nusantara dengan maksud berdagang rempah-rempah. Namun karena persaingan dagang di antara negara penjelajah-pedagang seperti Portugis, Spanyol dan Inggris semakin sengit, membuat Belanda makin sewot dan gerah. Harga jual rempah-rempah setibanya di Belanda sangatlah mahal, karena rantai distribusinya sangat panjang. Untuk memotong jalur ini, maka sejak 1602 Belanda memulai kegiatan dagangnya di Nusantara. Semenjak mendapatkan Nusantara, Belanda ”seng ada lawan”. Pasalnya, seluruh perdagangan rempah-rempah telah dikuasai VOC. Hegemoni perdagangan ini semakin lama semakin...