Cerita ini merupakan sambungan dari cerita sebelumnya. Perbincangan saya dan Yosie tentang jumlah negara yang pernah saya kunjungi, menjadi inspirasi untuk berbagi tulisan singkat tentang pengalaman tersebut.
Menginjak masa kuliah mimpi itu kembali berdengung. Saat itu ada tawaran dari kampus Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) untuk mengikuti pertukaran pelajar dengan Chung Ang University (CAU) di Korea Selatan. Seingat saya peristiwa itu terjadi tahun 2004 saat saya semester 6. Seingat saya lagi, ini adalah program pertukaran pelajar pertama yang diadakan UKDW.
Salah satu syarat mengikuti program pertukaran pelajar ini adalah membuat sebuah esai, lalu mengisi beberapa dokumen akademik sebagai syarat admnistrasinya. Tentu tidak kalah pentingnya adalah kemampuan berbahasa Inggris untuk percakapan dan keuangan.
Proses seleksi saat itu cukup ketat. Menurut saya, saya lolos proses seleksi administrasi. Tiba saatnya wawancara untuk menguji kemampuan speaking, saya tidak bisa. Saat itu salah satu dosen penyeleksi menanyakan tentang esai yang saya tulis. Pertanyaan mendasar tentang apa pesan yang kamu tulis dan apa maksudnya? Itupun tidak bisa saya jawab dalam bahasa Inggris. Ditambah lagi orang tua saya harus mendukung pembiayaan sebesar Rp6 juta rupiah. Tentu mendengar nominal tersebut saya sempat ragu. Tapi saya mantapkan untuk menjawab bahwa orang tua saya sanggup mendukung pembiayaan tersebut.
Akhir kata, saya tetap di Jogja, dan melanjutkan kuliah hingga lulus. Mimpi ke luar negeri kembali tertunda sampai menunggu waktu yang tepat.
Comments