Skip to main content

Reformasi Pendidikan Indonesia 2020 - 2035: Cerdas dan Humanis di Era Digitalisasi

Pandemi Covid-19 merupakan "a blessing in disguise" dalam segala sektor kehidupan. Waktu ini menjadi kesempatan untuk kita melakukan evaluasi kesiapan kita memasuki zaman baru berbasis digital.

Selama masa isolasi mandiri, aktifitas manusia menjadi bergantung pada teknologi. Sadar atau tidak, kita sedang berada di dunia yang sedang berubah menuju digitalisasi.

Apakah selama menjaga jarak sosial kinerja saya terganggu? Apakah saya tetap produktif selama #dirumahaja ? Beberapa pertanyaan tersebut bisa memberikan gambaran awal tingkat kegagapan kita dengan teknologi.

Perkembangan teknologi menjadi pemicu terjadinya tantangan - tantangan baru dalam masyarakat. Saat ini kita sudah memasuki era yang menerapkan artificial intelligence, otomatisasi, big data, dan internet of thing. Ketergantungan masyarakat dunia pada penggunaan teknologi berbasis digital akan semakin dominan di masa depan.

Generasi muda merupakan kelompok masyarakat yang harus disiapkan untuk menghadapi memasuki dunia baru yang berbasis teknologi digital. Sektor pendidikan menjadi salah satu pintu masuk untuk menyiapkan generasi digital masa depan.

Presiden Jokowi dalam artikel Kompas (5/6/2020) menyatakan bahwa ”Reformasi pendidikan tidak hanya mencakup penyesuaian kurikulum, pedagogi, dan metode penilaian, tetapi juga menyangkut perbaikan infrastruktur, penyediaan akses teknologi, dan dukungan dana".

Sistem pendidikan beberapa negara seperti Jerman, Australia, Finlandia dan Korea Selatan sudah mulai menyesuaikan diri dengan era digitalisasi. Lalu bagaimana kesiapan sistem pendidikan Indonesia? Reformasi pendidikan seperti apa yang perlu disiapkan agar mampu menyiapkan generasi muda memasuki era dunia baru berbasis digital?

Namun demikian, presiden menegaskan bahwa pendidikan Indonesia masa depan tetap harus mengutamakan pendidikan karakter yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan karakter ini harus selalu ada untuk membangun mental dan karakter bangsa.

Guna memandu arah reformasi pendidikan tersebut, pemerintah sedang menyiapkan peta jalan pendidikan Indonesia 2020 - 2035. Semoga peta jalan yang sedang disiapkan ini dapat membantu mewujudkan generasi masa depan yang cerdas, humanis di era digitalisasi.






Comments

Popular posts from this blog

Akhirnya Kena Tilang Kedua

Nasib orang siapa tahu, kira-kira begitulah bunyi sebuah kata bijak yang kerap kita dengar. Kejadian itu akhirnya terulang lagi pada 2 September 2008 jam 23.30 di sekitaran Tebet. Hari itu aku ada pertemuan dengan Edy dan Nai di Mampang Prapatan. Biasalah membahas tentang kerjaan. Setelah selesai, jam 23.00 aku dan Edy beranjak pulang dengan rute pertama adalah mengantar Edy ke Cawang, karena dia akan pulang ke Bogor. Sesampainya di jalan protokol, saat akan putar balik ke arah Cawang perasaan mulai tidak enak. Di beberapa titik kami menyalip patroli BM. Sebenarnya kekhawatiran itu tidak perlu muncul jika saja lampu motorku bekerja dengan baik. Sebelumnya memang sudah diingatkan Pandam untuk berhati-hati jika melalui jalan protokol apalagi dengan lampu yang hidup enggan matipun tak mau, bakal jadi sasaran empuk patroli BM. Perjalan menuju Cawang tidak menemui hambatan berarti, walaupun pupil mata harus bekerja maksimal, maklum perjalanan hanya memanfaatkan cahaya bulan dan sorot kenda

Impact of Agrarian Change in Indonesia

Indonesia is a country that is facing a number of challenges related to food security and social protection, particularly in the context of agrarian change. On one hand, the country has seen an increase in agricultural productivity and exports, which has contributed to economic growth and development. On the other hand, this agrarian change has also led to a number of paradoxes, including a decline in food security and social protection for many of the country's most vulnerable citizens. One of the main drivers of agrarian change in Indonesia is the expansion of commercial agriculture, particularly in the form of large-scale oil palm and pulpwood plantations. This expansion has brought significant economic benefits to the country, including increased exports, foreign investment, and job creation. However, it has also led to the displacement of smallholder farmers, the destruction of natural habitats, and the loss of traditional livelihoods. This has had a negative impact on food se

4 Pelajaran Terbaik yang Saya Dapatkan di 30DWC Jilid 34

Rabu, 19 Januari 2022 adalah akhir dari tantangan 30 hari menulis tanpa henti. Kami menyebutnya 30DWC (30 Days Writing Challenge ). Kegiatan yang saya ikuti ini sudah sampai pada jilid ke 34. Program 30DWC ini dirancang untuk melatih kebiasaan menulis bagi mereka yang mau membiasakan diri menulis.  Saya mengikuti 30DWC ini karena memang ingin menantang diri saya sendiri. Apakah saya bisa menulis setiap hari tanpa henti? Ya, ternyata saya bisa. Selama sembilan hari saya sangat bersemangat. Setiap hari saya mengunggah tulisan di blog pribadi. Tercatat ada 2 tulisan non fiksi dan tujuh tulisan fiksi berupa cerpen bersambung. Namun, konsistensi menulis itu hanya bertahan sampai hari kesembilan. Memasuki hari kesepuluh, saya sudah tidak sanggup. Kemudian mundur secara konsisten dan menghilang ditelan kesibukan.  Enam hari menjelang berakhirnya 30DWC, semangat menulis kembali muncul karena dorongan dari teman-teman. Saya lalu menyemangati diri sendiri, bahwa saya bisa menuntaskan perjalanan