tersayat sembilu nan perih
napas dan jerit merintih
apakah pantas ku bersedih?
Wahai engkau bangsa merdeka
apakah kau peduli negara
ketika sang durjana berlaku nista
di daulat negeri tercinta
Sabar ini sudah habis
menjadi korban nafsu bengis
mengapa ku hanya bisa menangis
saat durjana menyerang sadis
Zaman dan masa telah berlalu
saudara serumpun masih yang itu
hati dan pikir mereka buntu
selalu anggap kita seteru
Negeri kaya tanpa daya
mengapa gerang tak kau bela
putra bangsa teraniaya
emban tugas suci mulia
Di manakah sang penguasa?
ketika putra bangsa ternista
saat nyawa tidak berharga
dan kita hanya bisa terpana
Jika Putra Fajar kuasa berlaga
tanpa prasangka akan dibela
perintah tegas serta mulia
tuk jaga kita punya wibawa
Ingin mulut ini teriak
kaki dan tangan siap gerak
hati dan jiwa bersatu tindak
tuk jaga jaya saudara dan sanak
Tangan rela sudah terkepal
hati jiwa berbulat tekad
kirim kami ke ujung tapal
bawa derita pada si laknat
Kehormatan kita sebagai bangsa
berulang kali telah terhina
generasi tua berkata:
kita selesaikan dengan kata
Oh.. mengapa ini terlihat sulit
semua seolah berbelit
tiada tindakan gesit
tak ada daya pikir terbersit
Dengan apa ku bisa membela
jika sang penentu tak berkutik jua
bila kau titahkan saja
anak bangsa siap bela
Ku pikir enyahkan saja
gelorakan semangat baja
ganyang Malaysia! gayang Malaysia!
anak bangsa persada siap korbankan jiwa raga
Sudah cukup penghinaan ini
ku tak sabar melihat pertiwi
tersingkir dan dinodai
durjana manis berlidah belati
Putra Fajar yang mulia
pertiwi rindu pekikan paduka
kapankah akan bergema di udara
pekik membahana getarkan durjana: ganyang Malaysia!
Comments
anak bangsa persada siap korbankan jiwa raga...!!!
Wow, Bagus nih...
sangat inspiratif...