Skip to main content

Bookmark In Your Hand...

Bookmark merupakan fasilitas web browser yang sangat bermanfaat. Fasilitas ini digunakan untuk menandai (menyimpan) web yang menurut kita menarik dan rekam jejak web yang kita kunjungi. Bagi yang kerap berselancar di internet fasilitas ini sepertinya sangat diperlukan.

Bookmark yang biasa kita gunakan pasti selalu tersimpan di komputer yang kita gunakan, misal komputer kantor. Pada saat kita menggunakan komputer rumah, otomatis web yang sudah kita kunjungi tidak dapat ditelusuri kembali.

Kini, sudah ada teknologi yang cukup membantu. Saya menyebutnya "Bookmark In Your Hand". Di manapun kita online dan menggunakan komputer apapun, data bookmark kita akan aman dan masih bisa dipanggil kembali. Wah, cukup membantu bukan?

Teknologi ini dikenalkan oleh Google. Untuk dapat menggunakan fasilitas ini, Anda disarankan memiliki akun gmail terlebih dahulu. Jika Anda sudah memiliki akun gmail, ketikkan www.google.com/bookmarks/.

Pada layar komputer Anda akan muncul web dengan tampilan seperti berikut :



Tampilan itu adalah tampilan awal. Pada halaman awal ini terdapat banyak pilihan. Web yang kita lihat itu merupakan history (riwayat) penjelajahan kita di internet. Jika Anda ingin mencari halaman web saat pencarian bulan Mei tahun 2008 dengan mudah dapat dilakukan. Sebuah tawaran teknologi tanpa batas.

Untuk melakukan bookmark, pada sidebar sebelah kiri bawah, Anda akan menemukan tautannya. Silahkan diklik dan akan tampil web seperti berikut :



Tampilan tersebut merupakan halaman bookmark. Untuk melakukan bookmark, silahkan isi beberapa keterangan yang dibutuhkan pada kolom yang tersedia. Setelah semua informasi tersimpan, suatu saat kita memerlukannya dapat dipanggil kembali dengan mudah.

Mudah bukan? Kini di manapun Anda online, Anda tidak perlu pusing dengan data yang sudah disimpan, karena semua bisa dilacak kembali dengan sederhana. Selamat mencoba.

Comments

Popular posts from this blog

Akhirnya Kena Tilang Kedua

Nasib orang siapa tahu, kira-kira begitulah bunyi sebuah kata bijak yang kerap kita dengar. Kejadian itu akhirnya terulang lagi pada 2 September 2008 jam 23.30 di sekitaran Tebet. Hari itu aku ada pertemuan dengan Edy dan Nai di Mampang Prapatan. Biasalah membahas tentang kerjaan. Setelah selesai, jam 23.00 aku dan Edy beranjak pulang dengan rute pertama adalah mengantar Edy ke Cawang, karena dia akan pulang ke Bogor. Sesampainya di jalan protokol, saat akan putar balik ke arah Cawang perasaan mulai tidak enak. Di beberapa titik kami menyalip patroli BM. Sebenarnya kekhawatiran itu tidak perlu muncul jika saja lampu motorku bekerja dengan baik. Sebelumnya memang sudah diingatkan Pandam untuk berhati-hati jika melalui jalan protokol apalagi dengan lampu yang hidup enggan matipun tak mau, bakal jadi sasaran empuk patroli BM. Perjalan menuju Cawang tidak menemui hambatan berarti, walaupun pupil mata harus bekerja maksimal, maklum perjalanan hanya memanfaatkan cahaya bulan dan sorot kenda...

#30DWC : Saya Bangkit karena Kalian, Terima Kasih Teman!

Menginjak hari ke 29, saya menilai bahwa #30DWC merupakan tantangan yang luar biasa. Tulisan ini merupakan kilas balik perjalanan saya mengikuti tantangan 30 hari menulis tanpa henti (#30DWC). Para peserta dipaksa menulis dan mengunggah tulisan setiap hari pada jam yang telah ditentukan.  Pada awal bergabung di #30DWC saya berpikir bahwa menulis setiap hari itu mudah. Jumlah kata yang disyaratkan dalam tulisan harian tersebut minimal sebanyak 200 kata. Rekam jejak saya di enam hari pertama cukup baik. Tulisan saya rata-rata bisa membukukan 1.000 kata di setiap unggahan.  Memasuki hari ketujuh, saya masih bisa mengirim tulisan. Namun stamina menulis saya sudah menurun. Saya mulai terlambat mengirim tagihan tulisan. Puncaknya adalah hari kesembilan. Hari itu adalah hari terakhir saya mengirim tagihan tulisan ke WA grup Aksara. Memasuki hari kesepuluh saya tidak aktif sama sekali. Alhasil saya menyandang status drop out. Setiap hari muncul rekap hasil tulisan teman-teman di grup....

Muara Angke, Monumen HAM Abadi

Bagi para penikmat sejarah Batavia , asal muasal nama Muara Angke ini sangat banyak ragamnya. Dan menarik untuk disimak. Tapi dalam rangka peringatan hari Hak Asasi Manusia ( HAM ) 10 Desember ini, saya akan menuliskan ulang tragedi kemanusiaan yang pernah terjadi di Jakarta. Kita akan bernostalgia di Batavia zaman Vereenigde Oost-Indische Compagnie ( VOC ) berkuasa di Nusantara. Pada mulanya Belanda datang ke Nusantara dengan maksud berdagang rempah-rempah. Namun karena persaingan dagang di antara negara penjelajah-pedagang seperti Portugis, Spanyol dan Inggris semakin sengit, membuat Belanda makin sewot dan gerah. Harga jual rempah-rempah setibanya di Belanda sangatlah mahal, karena rantai distribusinya sangat panjang. Untuk memotong jalur ini, maka sejak 1602 Belanda memulai kegiatan dagangnya di Nusantara. Semenjak mendapatkan Nusantara, Belanda ”seng ada lawan”. Pasalnya, seluruh perdagangan rempah-rempah telah dikuasai VOC. Hegemoni perdagangan ini semakin lama semakin...