Skip to main content

Ikutan Peringatan World Wetland Day 2009.. Mau ?

World Wetland Day (WWD) atau lebih dikenal sebagai Hari Lahan Basah Sedunia merupakan peringatan hari lingkungan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat pada pentingnya peran dan fungsi lahan basah. Tema peringatan World Wetland Day 2009 adalah Upstream-Downstream: Wetlands connect us all. Tema tersebut merupakan gambaran kegiatan yang sedang dilakukan Jakarta Green Monster (JGM) saat ini. Kerusakan Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) tidak hanya disebabkan oleh perilaku masyarakat hilir, tapi juga berhubungan erat dengan perilaku warga hulu. Keeratan hubungan ini disebabkan oleh adanya aliran sungai Ciliwung dan Banjir Kanal Barat yang melintasi pemukiman padat penduduk, masuk ke SMMA dan kemudian berakhir di teluk Jakarta. Itu sebabnya mengapa SMMA banyak dihampiri sampah dan teluk Jakarta dangkal karena sampah karena adanya hubungan hulu hilir ini.

Pada peringatan WWD tahun ini, JGM mencoba membawa semangat penyelamatan lahan basah Jakarta pada masyarakat luas. Kalau sebelumnya kegiatan dilakukan di SMMA, maka tahun ini beberapa kegiatan dilakukan di daerah sekitar SMMA. Harapan kami, dengan adanya kegiatan yang dilakukan di luar SMMA, semakin banyak warga Jakarta yang tahu tentang lahan basah yang masih dimiliki Jakarta dan apa bentuk sumbangsih penyelamatan yang bisa dilakukan oleh warga.

Bentuk peringatan yang akan dilakukan antara lain :

1. Cenni Goes to School

Cenni Goes to School (CGS) merupakan kegiatan kunjungan ke sekolah dengan konsep stand interaktif dan berisi berbagai informasi menarik tentang pengetahuan seputar lahan basah terakhir Jakarta, yaitu Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA), beserta keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya terutama burung Bubut Jawa. Dalam kegiatan ini juga akan ada games, pemutaran film dokumenter, serta akan ditampilkan “Cenni”, yaitu boneka burung Bubut Jawa sehingga akan membuat kegiatan ini semakin menarik.

CGS dilaksanakan pada tanggal 19 – 25 Januari jam 10.00 – 12.00 WIB. Sekolah sasaran adalah 5 sekolah SD sampai SMA yang berada di sekitar SMMA. Terbuka kesempatan sebagai panitia. Dibutuhkan volunteer untuk menjadi panitia kegiatan. Bagi yang berminat silahkan hubungi Putri, HP : 085648177747, email : poetry_red@yahoo.com


2. Asian Waterbird Census

Asian Waterbird Cencus (AWC) merupakan kegiatan penghitungan burung air yang bersifat global dan dilakukan setiap bulan Januari. Kegiatan AWC tahun ini merupakan bagian rangkaian acara peringatan hari lahan basah sedunia yang jatuh pada tanggal 2 Februari. Pada AWC ini, kita bisa melihat burung-burung migran dari luar negeri yang singgah di Indonesia. AWC dilakukan dengan konsep “Fun Bird Watching”. Acara ini terbuka untuk umum.

AWC dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2009. Lokasi dimulai dari SMMA jam 07.00 - 13.00 WIB. Bagi yang berminat membantu dalam kepanitiaan atau menjadi peserta silahkan hubungi Ady, HP : 02192443490, email : ady_kristanto@yahoo.com


3. Lomba Gambar Anak Kapuk Muara

Kapuk Muara merupakan sebuah kampung yang sedang mencoba mengelola sampahnya secara mandiri. Dalam rangka pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini, relawan JGM tidak bekerja dengan orang dewasa saja, tapi juga dengan anak kecil dengan bentuk mengajar di PAUD Mawar Indah. Agar anak-anak Kapuk Muara ini semakin mengenal kondisi lingkungan yang ada disekitarnya, JGM memfasilitasi mereka dalam kegiatan lomba gambar yang pesertanya merupakan warga Kapuk Muara.

Kegiatan akan berlangsung di Kapuk Muara pada tanggal 1 Februari 2009. Sasaran peserta adalah anak usia SD sekitar 30 orang. Tema lomba ini adalah "Kali Angke Sahabatku". Terbuka kesempatan untuk menjadi panitia. Infomasi lebih lanjut silahkan hubungi Devie, HP : 08156014893, email : deviewerisme@yahoo.com


4. Bersih sampah Suaka Margasatwa Muara Angke

Bersih Sampah merupakan kegiatan andalan JGM yang rutin dilaksanakan setiap 3 bulan. Pada bulan November 2008 lalu JGM bersama warga Jakarta mampu mengeluarkan 600 Kg sampah dari SMMA. Pada peringatan WWD tahun ini, JGM kembali mengajak warga Jakarta untuk terlibat dalam aksi bersih sampah pada hari valentine sebagai wujud cinta kita pada hutan mangrove terakhir Jakarta.

Aksi bersih sampah ini mengambil slogan ”From Angke with Love.” Kegiatan dilaksanakan tanggal 14 Februari 2009 jam 08.00 - 13.00 WIB dan terbuka untuk umum. Bagi yang berminat membantu menjadi panitia atau mendaftar sebagai peserta silahkan hubungi Ichay, HP : 02194425951, email : cartenzians@yahoo.co.id


5. Pertemuan Warga Hulu Hilir

Pertemuan warga ini berkaitan dengan program fasilitasi program pengelolaan sampah di warga RW 4 Kapuk Muara. Pertemuan warga ini bertujuan untuk menumbuhkan saling pengertian antara warga hulu dengan hilir. Kegiatan akan dilaksanakan di Ciliwung Bukit Duri. WargaDalam pertemuan ini perwakilan warga Kapuk Muara dan Bukit Duri akan bertukar kisah dan pengalaman seputar pengelolaan lingkungan, baik sampah dan sanitasinya. Hasil dari pertemuan ini harapannya warga mendapatkan informasi baru seputar lingkungan serta dapat mengubah cara pandang mereka pada lingkungan, khususnya kali.

Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2009 jam 08.00 - 13.00 WIB di Ciliwung Bukit Duri. Sasaran kegiatan adalah warga RW 4 Kapuk Muara. Terbuka kesempatan untuk menjadi panitia. Informasi lebih lanjut hubungi Hendra, HP : 08157988053, email : hendra.aquan@gmail.com

Bagi yang berminat terlibat dalam kegiatan ini, silahkan menghubungi setiap koordinator kegiatan. Untuk mengikuti update kegiatan dapat gabung di milis jakartagreenmonster@yahoogroups.com. Salam lahan basah (aq).

Comments

Popular posts from this blog

Akhirnya Kena Tilang Kedua

Nasib orang siapa tahu, kira-kira begitulah bunyi sebuah kata bijak yang kerap kita dengar. Kejadian itu akhirnya terulang lagi pada 2 September 2008 jam 23.30 di sekitaran Tebet. Hari itu aku ada pertemuan dengan Edy dan Nai di Mampang Prapatan. Biasalah membahas tentang kerjaan. Setelah selesai, jam 23.00 aku dan Edy beranjak pulang dengan rute pertama adalah mengantar Edy ke Cawang, karena dia akan pulang ke Bogor. Sesampainya di jalan protokol, saat akan putar balik ke arah Cawang perasaan mulai tidak enak. Di beberapa titik kami menyalip patroli BM. Sebenarnya kekhawatiran itu tidak perlu muncul jika saja lampu motorku bekerja dengan baik. Sebelumnya memang sudah diingatkan Pandam untuk berhati-hati jika melalui jalan protokol apalagi dengan lampu yang hidup enggan matipun tak mau, bakal jadi sasaran empuk patroli BM. Perjalan menuju Cawang tidak menemui hambatan berarti, walaupun pupil mata harus bekerja maksimal, maklum perjalanan hanya memanfaatkan cahaya bulan dan sorot kenda...

#30DWC : Saya Bangkit karena Kalian, Terima Kasih Teman!

Menginjak hari ke 29, saya menilai bahwa #30DWC merupakan tantangan yang luar biasa. Tulisan ini merupakan kilas balik perjalanan saya mengikuti tantangan 30 hari menulis tanpa henti (#30DWC). Para peserta dipaksa menulis dan mengunggah tulisan setiap hari pada jam yang telah ditentukan.  Pada awal bergabung di #30DWC saya berpikir bahwa menulis setiap hari itu mudah. Jumlah kata yang disyaratkan dalam tulisan harian tersebut minimal sebanyak 200 kata. Rekam jejak saya di enam hari pertama cukup baik. Tulisan saya rata-rata bisa membukukan 1.000 kata di setiap unggahan.  Memasuki hari ketujuh, saya masih bisa mengirim tulisan. Namun stamina menulis saya sudah menurun. Saya mulai terlambat mengirim tagihan tulisan. Puncaknya adalah hari kesembilan. Hari itu adalah hari terakhir saya mengirim tagihan tulisan ke WA grup Aksara. Memasuki hari kesepuluh saya tidak aktif sama sekali. Alhasil saya menyandang status drop out. Setiap hari muncul rekap hasil tulisan teman-teman di grup....

Muara Angke, Monumen HAM Abadi

Bagi para penikmat sejarah Batavia , asal muasal nama Muara Angke ini sangat banyak ragamnya. Dan menarik untuk disimak. Tapi dalam rangka peringatan hari Hak Asasi Manusia ( HAM ) 10 Desember ini, saya akan menuliskan ulang tragedi kemanusiaan yang pernah terjadi di Jakarta. Kita akan bernostalgia di Batavia zaman Vereenigde Oost-Indische Compagnie ( VOC ) berkuasa di Nusantara. Pada mulanya Belanda datang ke Nusantara dengan maksud berdagang rempah-rempah. Namun karena persaingan dagang di antara negara penjelajah-pedagang seperti Portugis, Spanyol dan Inggris semakin sengit, membuat Belanda makin sewot dan gerah. Harga jual rempah-rempah setibanya di Belanda sangatlah mahal, karena rantai distribusinya sangat panjang. Untuk memotong jalur ini, maka sejak 1602 Belanda memulai kegiatan dagangnya di Nusantara. Semenjak mendapatkan Nusantara, Belanda ”seng ada lawan”. Pasalnya, seluruh perdagangan rempah-rempah telah dikuasai VOC. Hegemoni perdagangan ini semakin lama semakin...