Skip to main content

Resensi Buku Alam Jakarta

Siapa sangka di balik rimbunnya hutan beton Jakarta, ternyata kita masih dapat menemukan berbagai jenis satwa yang hidup dari alam yang tersisa. Mencermati fenomena ini, perlu adanya upaya pemahaman tentang pentingnya kelestarian alam agar satwa yang ada tetap terselamatkan. Buku Alam Jakarta yang disusun sebagai buku panduan keanekaragaman hayati yang tersisa di Jakarta merupakan jawabannya. Buku ini merupakan barang langka, pasalnya buku panduan lapangan berbahasa Indonesia sangat jarang ditemui di pasaran.




Ady Kristanto sang penulis merupakan seorang ahli biologi yang mencoba membagi pengetahuannya seputar kehidupan liar yang tersisa di Jakarta. Buku setebal 218 halaman dengan tampilan full grafis ini mencoba untuk menyajikan hidupan liar yang ada dalam bentuk ringkas, menarik dan informatif.


Informasi yang disajikan cukup sistematis. Di awal bab kita akan mendapat pengetahuan dasar tentang berbagai permasalahan lingkungan yang ada di Jakarta. Lalu kita diajak untuk mengetahui prinsip dasar pengamatan satwa. Pada bab selanjutnya kita akan berkelana ke ekosistem yang ada di sekitar Jakarta, seperti kawasan pesisir, sungai dan danau serta ekosistem pulau seribu. Dan pada bab terakhir kita diajak untuk melihat kepunahan satwa yang diakibatkan oleh perdagangan liar yang masih marak sampai sekarang.


Berbagai macam pengetahuan seputar Jakarta akan kita peroleh dalam buku ini. Mulai dari sejarah, arsitektur, sampai ciri khas satwa dan ekosistem yang kita jumpai. Penjelasan lengkap tentang perilaku dan kenampakan fisik satwa yang diamati merupakan keunikan dari buku ini. Sehingga orang awampun serasa terpancing untuk mendalami dunia satwa yang menghebohkan. Tidak sampai disitu, berbagai informasi yang unik dan menarik disajikan dalam bentuk info box.


Dalam tampilan penuh warna buku ini dapat menjadi panduan pengamatan sederhana di lapangan. Untuk membantu pengamatan, khususnya burung, di bagian belakang buku ini disediakan pula sebuah form pengamatan yang sudah lengkap dengan informasi habitat dan status lindung burung yang diamati. Serta sudah dilengkapi dengan peta dan rute angkutan umum. Jadi setelah anda membaca buku ini dan ingin membuktikannya langsung di lapangan, buku ini dapat diandalkan. Pemakaian buku ini sebagai panduan lapangan tingkat lanjut perlu ditambah dengan buku panduan lapangan yang sudah direkomendasikan penulis.


Keunikan buku ini semakin bertambah dengan adanya informasi seputar komunitas yang aktif menyelamatkan keberadaan alam Jakarta. Komunitas tersebut di antaranya Jakarta Green Monster, Jakarta Bird-watcher's Community. Jika anda berminat untuk terlibat aktif menyelamatkan Jakarta, silahkan merujuk alamat komunitas yang tercantum di belakang buku. Selamat membaca dan menyelamatkan alam tersisa Jakarta.

Comments

Popular posts from this blog

Akhirnya Kena Tilang Kedua

Nasib orang siapa tahu, kira-kira begitulah bunyi sebuah kata bijak yang kerap kita dengar. Kejadian itu akhirnya terulang lagi pada 2 September 2008 jam 23.30 di sekitaran Tebet. Hari itu aku ada pertemuan dengan Edy dan Nai di Mampang Prapatan. Biasalah membahas tentang kerjaan. Setelah selesai, jam 23.00 aku dan Edy beranjak pulang dengan rute pertama adalah mengantar Edy ke Cawang, karena dia akan pulang ke Bogor. Sesampainya di jalan protokol, saat akan putar balik ke arah Cawang perasaan mulai tidak enak. Di beberapa titik kami menyalip patroli BM. Sebenarnya kekhawatiran itu tidak perlu muncul jika saja lampu motorku bekerja dengan baik. Sebelumnya memang sudah diingatkan Pandam untuk berhati-hati jika melalui jalan protokol apalagi dengan lampu yang hidup enggan matipun tak mau, bakal jadi sasaran empuk patroli BM. Perjalan menuju Cawang tidak menemui hambatan berarti, walaupun pupil mata harus bekerja maksimal, maklum perjalanan hanya memanfaatkan cahaya bulan dan sorot kenda...

Impact of Agrarian Change in Indonesia

Indonesia is a country that is facing a number of challenges related to food security and social protection, particularly in the context of agrarian change. On one hand, the country has seen an increase in agricultural productivity and exports, which has contributed to economic growth and development. On the other hand, this agrarian change has also led to a number of paradoxes, including a decline in food security and social protection for many of the country's most vulnerable citizens. One of the main drivers of agrarian change in Indonesia is the expansion of commercial agriculture, particularly in the form of large-scale oil palm and pulpwood plantations. This expansion has brought significant economic benefits to the country, including increased exports, foreign investment, and job creation. However, it has also led to the displacement of smallholder farmers, the destruction of natural habitats, and the loss of traditional livelihoods. This has had a negative impact on food se...

#30DWC : Saya Bangkit karena Kalian, Terima Kasih Teman!

Menginjak hari ke 29, saya menilai bahwa #30DWC merupakan tantangan yang luar biasa. Tulisan ini merupakan kilas balik perjalanan saya mengikuti tantangan 30 hari menulis tanpa henti (#30DWC). Para peserta dipaksa menulis dan mengunggah tulisan setiap hari pada jam yang telah ditentukan.  Pada awal bergabung di #30DWC saya berpikir bahwa menulis setiap hari itu mudah. Jumlah kata yang disyaratkan dalam tulisan harian tersebut minimal sebanyak 200 kata. Rekam jejak saya di enam hari pertama cukup baik. Tulisan saya rata-rata bisa membukukan 1.000 kata di setiap unggahan.  Memasuki hari ketujuh, saya masih bisa mengirim tulisan. Namun stamina menulis saya sudah menurun. Saya mulai terlambat mengirim tagihan tulisan. Puncaknya adalah hari kesembilan. Hari itu adalah hari terakhir saya mengirim tagihan tulisan ke WA grup Aksara. Memasuki hari kesepuluh saya tidak aktif sama sekali. Alhasil saya menyandang status drop out. Setiap hari muncul rekap hasil tulisan teman-teman di grup....