Skip to main content

Pilihan yang Mematikan

Suatu ketika hiduplah seorang gadis yang sangat cantik dan diperebutkan oleh banyak pria. Tapi orang tuanya menolak mereka semua, sambil berkata, ”Ia begitu cantik, ia harus menikah dengan seorang yang paling kuat, yaitu matahari.”


Lalu mereka membawa anak perempuannya pada matahari dan ayahnya bertanya, ”Oh dewa matahari, maukah kau menikah dengan anak perempuanku?”


”Kenapa begitu?” tanya si matahari.


”Karena ia adalah wanita yang paling cantik,” jawab ibunya. ”Dan kau adalah yang terkuat,” kata ayahnya menambahkan.


”Tapi awan, yang selalu menutupi wajahku, adalah lebih kuat dari diriku,” balas si matahari.


Lalu mereka membawa anaknya pada awan dan sang ayah berkata, ”Oh awan, maukah kau menikahi anakku?”


”Kenapa begitu?”


”Karena ia adalah wanita yang trecantik,” jawab ibunya. ”Dan kau adalah yang terkuat,” kata ayahnya menambahkan.


”Tapi angin, yang selalu meniup tubuhku, adalah lebih kuat dari diriku,” kata si awan.


Kemudian mereka membawa anaknya pada angin dan sang ayah bertanya, ”Oh angin, maukah kau menikahi anakku?”


”Kenapa begitu?”


”Karena ia adalah wanita yang trecantik,” jawab ibunya. ”Dan kau adalah yang terkuat,” tambah ayahnya.


”Walaupun saya dapat menerbangkan daun, tapi saya tidak dapat menggerakkan gunung, yang lebih kuat daripadaku,” bakas di angin.


Lalu mereka membawa anaknya ke gunung dan sang ayah bertanya, ”Oh gunung, maukah kau menikahi anakku?”


”Kenapa begitu?”


”Karena ia adalah wanita yang trecantik,” jawab ibunya. ”Dan kau adalah yang terkuat,” tambah ayahnya.


”Tapi sang tikus, yang dapat membuat lubang di tubuhku ini, adalah lebih kuat dariku,” jawab si gunung.


Jadi mereka kemudian membawanya pada sang tikus, ”Oh tikus, maukah kau menikahi anakku?” tanya sanga ayah.


”Kenapa begitu?”


”Karena ia adalah wanita yang trecantik,” jawab ibunya. ”Dan kau adalah yang terkuat,” tambah ayahnya.


”Tapi si ular kobra, yang dapat memakanku, adalah lebih kuat dari diriku,” jawab si tikus.


Jadi mereka kemudian membawa anaknya kepada si ular kobra. Dan segera saja si ular menggigitnya sampai mati.


(Sumber : Humor Cerita Rakyat & Peribahasa Ala India)

Comments

Popular posts from this blog

Akhirnya Kena Tilang Kedua

Nasib orang siapa tahu, kira-kira begitulah bunyi sebuah kata bijak yang kerap kita dengar. Kejadian itu akhirnya terulang lagi pada 2 September 2008 jam 23.30 di sekitaran Tebet. Hari itu aku ada pertemuan dengan Edy dan Nai di Mampang Prapatan. Biasalah membahas tentang kerjaan. Setelah selesai, jam 23.00 aku dan Edy beranjak pulang dengan rute pertama adalah mengantar Edy ke Cawang, karena dia akan pulang ke Bogor. Sesampainya di jalan protokol, saat akan putar balik ke arah Cawang perasaan mulai tidak enak. Di beberapa titik kami menyalip patroli BM. Sebenarnya kekhawatiran itu tidak perlu muncul jika saja lampu motorku bekerja dengan baik. Sebelumnya memang sudah diingatkan Pandam untuk berhati-hati jika melalui jalan protokol apalagi dengan lampu yang hidup enggan matipun tak mau, bakal jadi sasaran empuk patroli BM. Perjalan menuju Cawang tidak menemui hambatan berarti, walaupun pupil mata harus bekerja maksimal, maklum perjalanan hanya memanfaatkan cahaya bulan dan sorot kenda...

#30DWC : Saya Bangkit karena Kalian, Terima Kasih Teman!

Menginjak hari ke 29, saya menilai bahwa #30DWC merupakan tantangan yang luar biasa. Tulisan ini merupakan kilas balik perjalanan saya mengikuti tantangan 30 hari menulis tanpa henti (#30DWC). Para peserta dipaksa menulis dan mengunggah tulisan setiap hari pada jam yang telah ditentukan.  Pada awal bergabung di #30DWC saya berpikir bahwa menulis setiap hari itu mudah. Jumlah kata yang disyaratkan dalam tulisan harian tersebut minimal sebanyak 200 kata. Rekam jejak saya di enam hari pertama cukup baik. Tulisan saya rata-rata bisa membukukan 1.000 kata di setiap unggahan.  Memasuki hari ketujuh, saya masih bisa mengirim tulisan. Namun stamina menulis saya sudah menurun. Saya mulai terlambat mengirim tagihan tulisan. Puncaknya adalah hari kesembilan. Hari itu adalah hari terakhir saya mengirim tagihan tulisan ke WA grup Aksara. Memasuki hari kesepuluh saya tidak aktif sama sekali. Alhasil saya menyandang status drop out. Setiap hari muncul rekap hasil tulisan teman-teman di grup....

Impact of Agrarian Change in Indonesia

Indonesia is a country that is facing a number of challenges related to food security and social protection, particularly in the context of agrarian change. On one hand, the country has seen an increase in agricultural productivity and exports, which has contributed to economic growth and development. On the other hand, this agrarian change has also led to a number of paradoxes, including a decline in food security and social protection for many of the country's most vulnerable citizens. One of the main drivers of agrarian change in Indonesia is the expansion of commercial agriculture, particularly in the form of large-scale oil palm and pulpwood plantations. This expansion has brought significant economic benefits to the country, including increased exports, foreign investment, and job creation. However, it has also led to the displacement of smallholder farmers, the destruction of natural habitats, and the loss of traditional livelihoods. This has had a negative impact on food se...