Skip to main content

Kreatif dengan Sampah Plastik

Pengelolaan sampah plastik di RW 4 Kapuk Muara yang dimotori oleh Seven Moms dengan mengubah sampah plastik kemasan menjadi barang yang bermanfaat, kini mulai diminati warga dari wilayah lain. Ide kreatif tersebut terbukti mampu menggugah keingin tahuan warga wilayah lain untuk mengikuti jejak mereka.

Sejak tanggal 20 sampai 25 April lalu, Amaroh, Miftahu Rohmah dan Ida Suwardyah, tiga orang anggota Seven Moms, menjadi fasilitator pelatihan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle)-Pemanfaatan dan Pengelolaan Barang-Barang Bekas. “Pelatihan ini merupakan bagian dari Program Pengurangan Resiko Banjir Mercy Corps Indonesia sebagai solusi masalah lingkungan bagi warga di wilayah dampingan kami” ujar Koko Sukamto koordinator pelatihan.

Lokasi pelatihan berada di wilayah Kelurahan Rawa Buaya (RW 01 dan 02) dan Cengkareng Barat (RW 08, 09, 10 dan 14) Jakarta Barat. Wilayah tersebut merupakan wilayah rawan banjir. Banyaknya sampah yang masih dibuang di selokan dan sungai merupakan salah satu penyebabnya. Oleh karena itu, salah satu jalan keluarnya adalah dengan mengurangi jumlah sampah yang dibuang dengan mengelola sampah yang dihasilkan menjadi barang yang berguna.

Kegiatan yang berjalan dari pukul 10.00 – 17.00 WIB melibatkan sekitar 290 orang warga, yang terdiri dari ibu rumah tangga, remaja putri dan anggota karang taruna. Para peserta nampak tekun mendengarkan arahan yang diberikan oleh para fasilitator.

Pada pelatihan ini, bahan baku yang dipakai merupakan bekas plastik kemasan yang sering dihasilkan dari kegiatan rumah tangga. Warga membawa plastik yang sudah dikumpulkan tersebut ke tempat pelatihan. Saking antusiasnya, ada warga yang membawa plastik satu karung penuh. Cara pengumpulan bahan kemasan ini sangat kreatif, ada yang mengumpulkan dari rumah tetangganya maupun warung.

Materi yang diajarkan antara lain pengenalan konsep 3R serta praktek menganyam dan menjahit. Proses pengerjaannya tidaklah rumit, karena menggunakan peralatan standard menjahit yang kerap kita temui, seperti mesin jahit, benang, gunting. Bahan yang dipakai, selain plastik kemasan, juga menggunakan kain pelapis tas dan bisband untuk mempercantik pinggiran tas.

Di sesi awal pelatihan, para peserta mendapatkan pemahaman sederhana tentang konsep 3 R, yang disampaikan oleh Hendra Aquan dari Jakarta Green Monster. Konsep 3 R merupakan salah satu cara untuk mengurangi jumlah sampah yang kita hasilkan. Reduce berarti mengurangi jumlah sampah. Caranya dengan mengganti kantong plastik menjadi tas kain. Reuse berarti memakai kembali. Cara ini dapat memperpanjang usia pakai barang sebelum akhirnya dibuang. Salah satu caranya dengan memanfaatkan kemasan plastik untuk pot tanaman. Recycle berarti mendaur ulang. Daur ulang merupakan pengolahan sampah yang kini banyak diminati warga. Contoh hasilnya adalah kertas daur ulang dan tas plastik dari bekas kemasan.

Sesi praktek merupakan bagian yang menarik bagi para peserta. Kelompok anyaman diikuti oleh banyak peserta dibanding jahit. Tahapan membuat anyaman tidaklah sukar, kalau diikuti dengan tekun. Sedangkan di kelompok jahit, sebagian besar diikuti oleh peserta yang sudah memiliki dasar menjahit.

”Saya senang bisa membagi ilmu saya dengan warga di sini, karena mereka mau belajar dengan serius. Beberapa peserta sudah bisa menjahit tas karung dan plastik dengan rapi” ujar Amaroh fasilitator menjahit dalam pelatihan ini.

Di akhir dari pelatihan ini, warga nampak puas menunjukkan hasil kreasinya. Di setiap wilayah yang difasilitasi, rata-rata mereka dapat menghasilkan satu tas anyaman, dua tas belanja ukuran sedang dan sebuah tas karung. Hasil ini sangat luar biasa, karena waktu pelatihan yang cukup singkat, namun karena komitmen peserta, mereka dapat membawa pulang hasil karya mereka.

Pelatihan kreasi plastik ini jangan dilihat dari segi ekonominya saja, yang paling penting adalah usaha kita untuk menyelamatkan lingkungan kita masing-masing. Mudah-mudahan apa yang sudah kami bagi ini dapat bermanfaat untuk peserta. Mari kita jaga kelestarian lingkungan kita agar semakin bersih dan hijau (Ida Suwardyah).

Sumber : Seven Moms

Comments

enggak penting said…
wew...
kreatif ya...
mg semangatnya egak pudar...
Hendra said…
terimakasih... memang kita harus berbuat sesuatu untuk mengurangi sampah plastik.. salam kenal MF..

Popular posts from this blog

Akhirnya Kena Tilang Kedua

Nasib orang siapa tahu, kira-kira begitulah bunyi sebuah kata bijak yang kerap kita dengar. Kejadian itu akhirnya terulang lagi pada 2 September 2008 jam 23.30 di sekitaran Tebet. Hari itu aku ada pertemuan dengan Edy dan Nai di Mampang Prapatan. Biasalah membahas tentang kerjaan. Setelah selesai, jam 23.00 aku dan Edy beranjak pulang dengan rute pertama adalah mengantar Edy ke Cawang, karena dia akan pulang ke Bogor. Sesampainya di jalan protokol, saat akan putar balik ke arah Cawang perasaan mulai tidak enak. Di beberapa titik kami menyalip patroli BM. Sebenarnya kekhawatiran itu tidak perlu muncul jika saja lampu motorku bekerja dengan baik. Sebelumnya memang sudah diingatkan Pandam untuk berhati-hati jika melalui jalan protokol apalagi dengan lampu yang hidup enggan matipun tak mau, bakal jadi sasaran empuk patroli BM. Perjalan menuju Cawang tidak menemui hambatan berarti, walaupun pupil mata harus bekerja maksimal, maklum perjalanan hanya memanfaatkan cahaya bulan dan sorot kenda

Impact of Agrarian Change in Indonesia

Indonesia is a country that is facing a number of challenges related to food security and social protection, particularly in the context of agrarian change. On one hand, the country has seen an increase in agricultural productivity and exports, which has contributed to economic growth and development. On the other hand, this agrarian change has also led to a number of paradoxes, including a decline in food security and social protection for many of the country's most vulnerable citizens. One of the main drivers of agrarian change in Indonesia is the expansion of commercial agriculture, particularly in the form of large-scale oil palm and pulpwood plantations. This expansion has brought significant economic benefits to the country, including increased exports, foreign investment, and job creation. However, it has also led to the displacement of smallholder farmers, the destruction of natural habitats, and the loss of traditional livelihoods. This has had a negative impact on food se

4 Pelajaran Terbaik yang Saya Dapatkan di 30DWC Jilid 34

Rabu, 19 Januari 2022 adalah akhir dari tantangan 30 hari menulis tanpa henti. Kami menyebutnya 30DWC (30 Days Writing Challenge ). Kegiatan yang saya ikuti ini sudah sampai pada jilid ke 34. Program 30DWC ini dirancang untuk melatih kebiasaan menulis bagi mereka yang mau membiasakan diri menulis.  Saya mengikuti 30DWC ini karena memang ingin menantang diri saya sendiri. Apakah saya bisa menulis setiap hari tanpa henti? Ya, ternyata saya bisa. Selama sembilan hari saya sangat bersemangat. Setiap hari saya mengunggah tulisan di blog pribadi. Tercatat ada 2 tulisan non fiksi dan tujuh tulisan fiksi berupa cerpen bersambung. Namun, konsistensi menulis itu hanya bertahan sampai hari kesembilan. Memasuki hari kesepuluh, saya sudah tidak sanggup. Kemudian mundur secara konsisten dan menghilang ditelan kesibukan.  Enam hari menjelang berakhirnya 30DWC, semangat menulis kembali muncul karena dorongan dari teman-teman. Saya lalu menyemangati diri sendiri, bahwa saya bisa menuntaskan perjalanan