Ini dikarenakan bukan hanya ada sinar yang dapat terlihat pada cahaya matahari, lagi pula masih ada sinar infra merah dan sinar ultraviolet. Sinar ultraviolet dibagi menjadi 3 jalur gelombang yakni jalur gelombang A, B, dan C, frekwensi gelombang C paling tinggi, namun untungnya, ia dihambat oleh lapisan ozon atmosfer. Sedangkan gelombang A dan B bisa menembus lapisan atmosfer dan lapisan awan, jika dalam jangka waktu yang panjang menyinari kulit, bisa membuat kulit menjadi hitam, atau membuat kulit rusak terbakar terik mentari.
Jika timbul flek merah atau gelembung cairan, lama-kelamaan mungkin akan mengakibatkan kanker kulit. Beberapa dokter bagian penyakit kulit bahkan menganggap bahwa kulit menjadi hitam karena sinar matahari itu saja sudah merupakan tanda kulit terluka, dan timbulnya pigmen hitam itu hanyalah untuk mengurangi luka lebih lanjut. Cahaya matahari sungguh-sungguh telah menjadi pembunuh.
Tetapi, sinar ultraviolet matahari adalah mutlak diperlukan terhadap kesehatan tubuh manusia, sinar ultraviolet menyinari kulit, menyebabkan suatu zat pada kulit berubah menjadi vitamin D, dan selanjutnya meresap ke darah, membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfor, ini adalah kunci dari masalah pertumbuhan dan kesehatan tulang. Dan menurut hasil penelitian seorang profesor ilmu kedokteran Universitas Boston, bahwa dewasa ini, orang-orang di negeri Barat, lebih-lebih pada orang yang berwarna kulit gelap dan bermukim di garis lintang tinggi, kekurangan vitamin D sangat umum, kekurangan vitamin D bukan hanya mengakibatkan Osteomalasia (penyakit tulang lembut) pada orang dewasa maupun anak-anak, bahkan kemungkinan mengakibatkan berbagai macam penyakit kanker.
Karena itu, ia mengusulkan kepada orang-orang agar setiap pekan beberapa kali menampakkan kulit sepasang tangan dan muka untuk berjemur matahari beberapa menit. Akan tetapi, usul yang sedemikian lunak ini, masih saja ada ahli penyakit kulit yang menyatakan tidak setuju, dan menganggap bahwa meningkatnya penyakit kanker kulit dan lapisan ozon yang berubah menjadi tipis beberapa tahun terakhir ini membuat cahaya matahari menjadi tidak aman lagi. Mereka mengusulkan orang-orang mengonsumsi vitamin D. Namun apakah orang-orang cukup dosisnya mengonsumsi vitamin tersebut, dan jika terlalu banyak mengonsumsinya apakah bisa keracunan, semua ini merupakan masalah. Lagi pula, efek cahaya matahari terhadap kehidupan mungkin tidak hanya menghasilkan vitamin D saja.
Akibatnya, orang-orang menghadapi 2 kondisi yang serba sulit, berjemur matahari mungkin terkena penyakit kanker, tidak berjemur matahari juga mungkin terkena penyakit kanker, bedanya hanya penyakit kankernya saja yang tidak sama.
Peringatan atau nasihat ahli ilmu kedokteran bertolak dari penelitian ilmiah dan maksud baik, dan kita tentu saja harus menghargai dan menghormatinya. Namun, saran-saran tersebut hanya dapat mengubah bentuk manifestasi karma, tidak bisa mengurangi dan melenyapkan karma itu. Dan sesunguhnya, sejak orang-orang secara umum mengoles krem antisinar matahari, jumlah penyakit kanker kulit tetap saja tidak berkurang, dan jelaslah bahwa para dokter yang bermaksud baik itu benar-benar tidak berdaya mengubah bentuk manifestasi karma.
Sumber : Jian Yuan, Dajiyuan
Comments